KEUSKUPANBOGOR.ORG – Langkah Yayasan Mardi Yuana dalam menjaga keberlanjutannya hingga mencapai usia yang ke-75 pada tahun ini di Keuskupan Bogor merupakan sebuah capaian usia yang luar biasa. Untuk itu, pada hari Senin (26/08) dilaksanakan perayaan puncak perayaan hari ulang tahun yang bertempat di Graha Bina Humaniora, Sentul City yang dimulai dengan Perayaan Ekaristi yang dirayakan secara konselebrasi dipimpin oleh Mgr Paskalis Bruno Syukur sebagai Selebran Utama.
Pada saat homili, Monsinyur Paskalis menyampaikan bahwa pada hari ini Keuskupan Bogor merayakan 75 tahun perjalanan Gereja menangani bagian integral dalam dunia pendidikan. Ia pun mengajak untuk bersyukur bahwa pemimpin Gereja memulai satu karya yang merupakan bagian integral dari kehadiran Gereja yakni karya pendidikan. Terutama dalam hal ini, Uskup pertama Keuskupan Bogor yaitu Mgr Paternus Nicholas Joannes Cornelius Geise yang memulai dengan mendirikan sekolah-sekolah yang pada akhirnya berada dalam naungan Yayasan Mardi Yuana.
“Dalam perjalanan sejarah 75 tahun terlihat jelas dalam karya pendidikan di Keuskupan Bogor ini, Gereja yang kita yakini adalah kita semua ini sesungguhnya mewujudkan dirinya dalam berperan dan berjalan bersama untuk mewujudkan cita-cita yang sama dalam karya pendidikan dan membentuk pribadi manusia,” tegas Monsinyur Paskalis.
Pada kesempatan merayakan ulang tahun Yayasan Mardi Yuana yang ke-75 ini, Uskup Keuskupan Bogor tersebut pun mengutip pernyataan dari Paus Fransiskus dalam dokumen Evangelii Gaudium yang tertulis bahwa lembaga pendidikan Katolik, khususnya dalam hal ini Yayasan Mardi Yuana, untuk selalu berjuang memaklumkan kabar sukacita untuk mendatangkan Injil yang eksplisit dalam pendidikan. Kita diingatkan agar karya pendidikan menjadi tempat dimana orang memaklumkan kabar sukacita, memaklumkan kegembiraan hidup, menyampaikan indahnya kehidupan ini, serta kegembiraan kehidupan akan terwujud tatkala persaudaraan muncul. Pemakluman eksplisit kabar sukacita memuncak saat diri kita dipenuhi oleh-Nya dan percaya bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan kita.
“Maka dalam karya pendidikan ini, menurut Paus Fransiskus, kita perlu menyampaikan kabar sukacita melalui karya pendidikan sehingga pendidikan menjadi sumber sukacita bagi kita maupun anak-anak yang kita didik. Dalam konteks ini, Yayasan Mardi Yuana diharapkan dapat menyampaikan kabar sukacita di lingkungan sekolah agar semua yang terlibat disana menemukan lingkungan yang menggembirakan. Puncak dari sukacita adalah melihat kegembiraan terjadi tatkala Kristus yang kita yakini membimbing kita berjalan bersama Dia menuju hidup yang lebih baik. Kita harus berusaha memberikan yang terbaik di tanah Sunda ini dan bagi Nusantara,” tutur Sekretaris Jenderal Konferensi Waligereja Indonesia tersebut.
Kekhasan Pendidikan Katolik
Monsinyur Paskalis pun mengingatkan agar setiap elemen dalam Yayasan Mardi Yuana tiga hal yang dijunjung oleh lembaga pendidikan Katolik sebagai kekhasan pendidikan Katolik, yaitu:
Pertama, setia pada usaha mencerdaskan kehidupan Bangsa. Usaha mencerdaskan kehidupan bangsa ini sudah kita perjuangkan melalui karya pendidikan yang dilakukan Yayasan Mardi Yuana melalui pengabdian segala elemen di yayasan ini. Hasil karya pendidikan ini dapat dilihat melalui alumni-alumni Yayasan Mardi Yuana ini. Pada kesempatan merayakan 75 tahun ini, mari kita terus menerus setia berusaha agar anak-anak yang kita didik memperoleh kecerdasan bukan hanya kecerdasan dalam akal budinya, tetapi juga kecerdasan moral dan karakter yang baik.
Kedua, setia pada ajaran Gereja. Ajaran Gereja membimbing kita untuk menjadi manusia Indonesia yang beradab, dan membangun persatuan di negara ini. Banyak segala ajaran Gereja Katolik yang menghantar kita untuk menjadi manusia yang Pancasilais. Ajaran-ajaran Gereja tidak membuat kita menjadi manusia yang tertutup melainkan menjadi manusia yang terbuka yang menerima sesama kita dalam perbedaan. Itulah juga yang dimaksudkan mengapa Yayasan Mardi Yuana didirikan di wilayah Keuskupan Bogor yang dimana diajarkan untuk menuntun kita untuk menjadi manusia yang baik, beradab dan mencintai sesamanya. Yesus pun mengajarkan itu karena seperti yang kita ketahui, hukum yang utama adalah kasih.
Ketiga, setia pada semangat leluhur pendiri yayasan ini yaitu Monsinyur Geise yang diinkardinasikan dalam tubuh Gereja Keuskupan Bogor. Monsinyur Paskalis pun mengajak agar semua hadirin dapat bersyukur bahwa semua elemen dalam Yayasan Mardi Yuana dapat berjalan bersama dalam karya pendidikan serta terus meneruskannya.
“Marilah kita bersyukur karena kita berjalan bersama dalam menjalankan karya pendidikan ini. Marilah kita bersama Tuhan mengajarkan hal-hal baik kepada anak-anak kita, sehingga melalui Yayasan Mardi Yuana dan Gereja Keuskupan Bogor kita dapat membimbing manusia menjadi pribadi yang mencintai Tuhan, sesama, dan alam semesta,” ajaknya.
Viva Mardi Yuana
RD Albertus Aris Bangkit Sihotang selaku Ketua Panitia Pelaksanaan Perayaan Puncak HUT Mardi Yuana menyampaikan laporannya terkait perayaan puncak ulang tahun Yayasan Mardi Yuana. Ia menyampaikan di perayaan ulang tahunnya yang ke-75, Yayasan Mardi Yuana mengambil tema “Viva Mardi Yuana”.
“Ini adalah peristiwa yang patut kita syukuri bersama dan bersama-sama kita dapat mengenang sejarah panjang yayasan kita yang tercinta ini. Sekaligus merenungkan langkah-langkah yang kita tempuh dalam mendidik dan membentuk generasi bangsa,”
Lebih lanjut, Pastor Vikaris Parokial Paroki Santo Fransiskus Asisi, Sukasari tersebut menyampaikan bahwa seiring dengan berjalannya waktu, Yayasan Mardi Yuana menjadi saksi sejarah dalam menghadapi tantangan di dunia pendidikan. Dalam perjalanan 75 tahun ini kita melewati berbagai dinamika namun dengan semangat kebersamaan, dedikasi dan komitmen untuk memberikan yang terbaik kita mampu menghadapi semua itu dengan baik.
Kemudian, RD Stefanus Sri Haryono Putro selaku Ketua Yayasan Mardi Yuana pun turut menyampaikan bahwa perjalanan 75 tahun Yayasan Mardi Yuana bukanlah waktu yang singkat. Banyak hal yang terjadi dan Ia bersyukur bahwa Yayasan Mardi Yuana dapat bertahan hingga saat ini.
“Kita harus berjalan bersama, karena tanpa berjalan bersama kita tidak akan bisa. Semangat kebersamaan ini terus kita kembangkan di yayasan ini. Saya juga mengajak kita sekalian untuk berkomitmen dalam pedoman-pedoman yang ada. Terakhir, saya ingin berterima kasih untuk setiap elemen yang senantiasa beserta kami yang bersama-sama berjuang memajukan karya pendidikan khususnya di Yayasan Mardi Yuana ini,” tuturnya.
Usai penyampaian laporan serta sambutan, dilakukan peluncuran buku pedoman yang ditulis oleh Team 9. Secara simbolis buku diserahkan oleh RD Yohanes Anggi selaku Ketua Team 9, kepada RD Stefanus Sri Haryono Putro selaku Ketua Yayasan Mardi Yuana yang kemudian diserahkan kepada Monsinyur Paskalis. Dalam momentum ini, Monsinyur Paskalis meresmikan buku pedoman tersebut sudah dapat diberlakukan mulai hari ini.
“Saya berterima kasih kepada team 9 yang telah menyusun peraturan-peraturan pedoman Yayasan Mardi Yuana, dan pada kesempatan ini saya mau menyatakan bahwa peraturan dan pedoman ini mulai berlaku saat ini,” ujar Monsinyur Paskalis.
Berdiri kokohnya Yayasan Mardi Yuana hingga saat ini tidak terlepas dari peranan seluruh elemen di dalamnya. Maka, Yayasan Mardi Yuana pun dalam perayaan hari ini turut memberikan apresiasi serta penghargaan kepada pegawai Yayasan Mardi Yuana yang telah setia berkarya di yayasan tersebut.
Puncak perayaan pun ditutup dengan drama musikal yang ditampilkan oleh seluruh perwakilan Yayasan Mardi Yuana yang tersebar di Keuskupan Bogor. Drama musikal ini terdiri dari tiga babak yang menceritakan sejarah perjalanan Yayasan Mardi Yuana di tanah Sunda, khususnya di Keuskupan Bogor.