Monsinyur Paskalis Dorong Umat Lakukan Gerakan Bersama Merawat Bumi

Loading

(KEUSKUPAN BOGOR.ORG) – Uskup Keuskupan Sufragan Bogor, Monsinyur Paskalis Bruno Syukur, mengajak umat untuk melakukan tindakan-tindakan konkrit serta gerakan-gerakan bersama lintas iman untuk membuat bumi, rumah kita bersama, menjadi semakin layak dihuni. 

“Sebagai bentuk dari iman kita kepada Tuhan, maka kita juga harus memperlihatkan usaha-usaha konkrit untuk menghargai, melindungi dan merawat alam ciptaan. Saya berharap melalui seminar sehari ini, semangat kita untuk merawat dan melindungi alam ini, kita wujudkan dalam tindakan-tindakan konkrit melalui gerakan-gerakan bersama nanti untuk membuat rumah kita bersama menjadi semakin layak dihuni,” ujar Mgr. Paskalis dalam sambutan melalui video pada pembukaan seminar sehari dalam rangka merayakan Musim Penciptaan (Season of Creation), Sabtu, 21 September 2024 di ESC Puspanita, Ciawi Bogor.

Seminar tersebut dihadir oleh kurang lebih 80 peserta lintas iman, yakni umat Katolik, umat Muslim, perwakilan beberapa denominasi gereja Protestan Bogor, serta perwakilan umat Konghucu. Seminar tersebut diselenggarakan oleh Laudato Si Chapter Bogor dengan bekerjasama dengan Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) UIN Jakarta serta ESC Puspanita.

Mgr. Paskalis secara khusus mengucapkan terimakasih atas kehadiran para peserta seminar karena kehadiran dan partisipasi mereka “memperlihatkan kebaikan, memperlihatkan tekad untuk merawat dan mencintai alam semesta ciptaan Tuhan.”

“Seminar hari ini, dalam rangka season of creation, mengambil tema bahwa kita mau Berharap dan Bertindak Bersama Ciptaan. Ini merupakan suatu judul yang memperlihatkan bahwa manusia itu bukan menjadi satu-satunya mahluk yang hidup di dunia ini, tapi menerima ciptaan lain, selain manusia itu, bisa bersama-sama memuji dan memuliakan Tuhan. Dan kita menerimanya sebagai subyek (pelaku),” ujar Mgr. Paskalis. 

“Dalam semangat itulah maka kita, sang manusia ini, menghormati alam ciptaan ini dan menghargainya, sehingga kita terhindar dari sikap untuk menghancurkan ataupun merusak alam ciptaan. Kita semua diajak agar pada musim penciptaan ini kita memuliakan Tuhan yang menciptakan alam semesta ini,” ujar Mgr. Paskalis.

Seminar ‘Musim Penciptaan’ ini diawali dengan doa lintas iman sebagai bentuk ungkapan syukur atas ciptaan dan panggilan aksi untuk merawat planet bumi dan seluruh ciptaan. Doa dipersembahkan oleh Sr. Elisa (Katolik), Bpk. Mubarak (Islam), Bpk. Js. Jafer (Protestan dan Bpk. Wangsa (Konghucu).

Pada seminar Season of Creation ini, juga menghadirkan beberapa pembicara, yakni RP Martin Harun, OFM; Bpk. Dedy Ibmar, peneliti PPIM UIN Jakarta; Fahmi Saiyfuddin, Penggerak GUSDURian Bogor & Pengajar di Pesantren Ekologi Misykat Al Anwar, Js Andri Harsono, rohaniwan Khonghucu; dan Pnt. Japer Situmorang (Germasa PHMJ Zebaoth Bogor).

Seminar dibagi dalam tiga sesi, yakni presentasi oleh Bpk. Dedy Ibmar, yang menyampaikan hasil penelitian PPIM UIN, tentang gerakan hijau dari perspektif Islam, kemudian dilanjutkan diskusi panel oleh 4 panelis, yakni Rm. Martin Harun OFM, Fahmi Saifuddin, Js. Andri Harsono dan Pnt. Japer Situmorang dengan moderator Ibu Maria S.A. Wardhanie.

Dedy Ibmar mengatakan gerakan-gerakan lingkungan keagamaan atau Green Islam, merupakan gerakan bersama yang menggunakan prinsip-prinsip Islam dalam pelestarian alam, sejauh ini terbukti cukup efektif namun masih terbatas.  Dia mengambil contoh gerakan seperti ‘sedekah sampah’, sedekah energi dan lain-lain yang dilakukan oleh berbagai kelompok umat.

PPIM UIN Jakarta, ujarnya, berupaya meng-capture gerakan-gerakan seperti ini. “Ternyata cukup banyak, walau masih bersifat sunyi senyap, dan belum menjadi isu utama,” ujarnya. 

Oleh karena itu, Dedy Ibmar, berharap seminar ‘Season of Creation’ ini dapat dilanjutkan dengan melakukan gerakan bersama lintas iman. “Gerakan (peduli) lingkungan ini merupakan suatu gerakan yang sangat penting tentunya. Oleh karena itu, gerakan-gerakan lingkungan semacam ini perlu meluas ke komunitas-komunitas lainnya,” ujarnya. 

Gerakan bersama ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, yakni dengan berupaya mengarus-utamakan isu lingkungan di pemangku kebijakan dan tidak kalah penting adalah melakukan gerakan-gerakan di tingkat grass-root seperti inovasi-inovasi lingkungan yang dilakukan oleh kelompok-kelompok masyarakat. 

Fahmi Saifuddin mengatakan ia sangat terkesan dengan seminar lintas iman dalam rangka Perayaan Musim Penciptaan 2024 ini dan berharap dialog-dialog seperti ini perlu terus dilanjutkan.  ”Tentu kita percaya Tuhan menciptakan bumi untuk tujuan dan maksud tertentu, dimana maksud dan tujuannya adalah manusia menjadi kholifah atau pemimpin, menjadi wakil di muka bumi untuk apa? Untuk merawat bumi agar tetap adil, bersih dan lestari. Tentu ini, harus terus dilanjutkan dan diharapkan menggandeng semua golongan, untuk kita bersama-sama merawat bumi kita bersama,” ujar Fahmi.

Romo Martin Harun OFM mengatakan sebagai langkah awal untuk memulai gerakan bersama merawat bumi ini, yakni melakukan pencarian, kelompok-kelompok mana yang memiliki visi dan gerakan yang sama. Setelah melakukan identifikasi, maka kita bisa melakukan gerakan atau aksi bersama. 

Js. Andri Harsono dan Pnt. Japer Situmorang, dalam closing statement, juga menyampaikan dukungan mereka agar gerakan-gerakan bersama lintas iman perlu dilakukan.  JS Andri mengatakan gerakan merawat bumi perlu terus dilakukan karena gerakan ini juga sesuai dengan ajaran Khonghucu, bahwa segala sesuatu yang terjadi di bumi ini adalah tanggungjawab manusia itu sendiri. Pnt. Japer Situmorang menambahkan bahwa gerakan merawat bumi harus dimulai dari diri sendiri, dari keluarga dan lingkungan kecil. 

Ketua Panitia Seminar SOC 2024, Bapak Aloysius Wiratmo mengatakan perayaan Season of Creation 2024 di tingkat Keuskupan Bogor ini merupakan momentum untuk bersama-sama mengungkapkan syukur dan menguatkan iman, apa pun agama atau kepercayaannya demi merawat dan mencintai planet bumi sebagai anugerah Sang Pencipta.

Seminar ini memberikan kesempatan kepada peserta untuk berbagi pengalaman, pengetahuan dan aksi-aksi nyata yang dapat menginspirasi dan memotivasi gerakan yang berdampak positif terhadap kelestarian planet bumi. Disamping itu, seminar ini juga dilaksanakan untuk membangun jaringan dan kolaborasi di antara sesama umat beriman untuk meningkatkan tindakan-tindakan nyata dalam menghentikan kerusakan planet bumi dan mengubahnya menjadi kegiatan-kegiatan yang berdampak positif terhadap kelestarian planet bumi.

Laporan: Rofinus Kurniawan (Komsos SMF dan pegiat Laodato Si Chapter Bogor)

One thought on “Monsinyur Paskalis Dorong Umat Lakukan Gerakan Bersama Merawat Bumi

  1. Nicolaus Laga says:

    Terima kasih sudah memuat berita ini. Merawat Bumi sebagai rumah bersama adalah kewajiban kita semua. Merawat Bumi perlu dijadikan jalan hidup (The Way of Life) untuk generasi semua yang akan datang..

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Enable Notifications OK No thanks