KEUSKUPANBOGOR.ORG- Pada hari Sabtu (5/10/2024), Paroki Santo Fransiskus Asisi, Sukasari menjadi perhentian selanjutnya dalam perjalanan Kirab Misi di Keuskupan Bogor.
Rangkaian kegiatan diawali dengan penyerahan patung Bunda Maria serta Salib Misi yang diantar dari Paroki Santa Maria Fatima, Sentul City, kemudian dilanjutkan ibadat Kirab Misi serta audiensi Bapak Uskup bersama anak-anak dan remaja.






Bergembira Bersama

RD Yustinus Dwi Karyanto selaku Pastor Paroki Santo Fransiskus Asisi, Sukasari mengajak agar anak-anak dan remaja yang hadir pada hari ini dapat bersukacita dan bergembira bersama.

Hal tersebut seturut dengan yang disampaikan oleh Wakil Ketua Komisi KKI Keuskupan Bogor yaitu RD Wolfgang Amadeus Mario Sara yang mengajak anak-anak dan remaja untuk bersukacita bersama dengan nyanyian dan tarian.

Mgr Paskalis Bruno Syukur pun menyampaikan bahwa kita semua patut bersukacita karena pada hari ini Yesus Kristus dan Bunda Maria hadir di tengah-tengah kita.
Audiensi Bersama Anak dan Remaja
Usai ibadat, kegiatan dilanjutkan dengan audiensi bersama anak dan remaja. Ada beragam penampilan yang ditampilkan oleh anak-anak dan remaja seperti drama musikal, yel-yel, dan tari-tarian.
Mengawali audiensi, anak-anak yang hadir antusias untuk memberikan pertanyaan. Seorang anak bernama Banu menanyakan apa cita-cita yang dimiliki oleh Monsinyur Paskalis. Kemudian dijawab oleh Monsinyur Paskalis bahwa cita-cita yang Ia miliki adalah menjadi seorang Pastor atau menjadi guru.
Lalu ada pertanyaan dari Valin yang menanyakan apa pekerjaan sehari-hari dari Bapak Uskup. Monsinyur pun menjawab bahwa pekerjaan sehari-harinya adalah berdoa dan merayakan Ekaristi.
Kemudian pertanyaan dari Tishel yang bertanya bagaimana melawan rasa malas. Kemudian pertanyaan ini dijawab oleh Romo Dwi yang mengatakan bahwa melawan rasa malas adalah dengan berdoa terlebih dahulu sebelum mengerjakan apapun.
Lalu ada pertanyaan dari remaja bernama Chelsea, yang menanyakan mengapa tahun ini memfokuskan pada anak-anak dan remaja. Monsinyur Paskalis pun menanggapi bahwa Fokus Pastoral ini dimaksudkan untuk memperhatikan anak-anak dan remaja yang merupakan masa depan Gereja.








Sharing Panggilan
Sr Yustin SFS dalam momen ini berkesempatan untuk memberikan sharing panggilan yang Ia miliki. Ia menyampaikan bahwa panggilan menjadi seorang suster dimulai ketika Ia lulus Sekolah Pendidikan Guru (SPG). Panggilan tersebut muncul karena Ia melihat sosok Suster Ursulin.

“Untuk mendalami panggilan, saya bekerja di Panti Asuhan Sindanglaya. Pada masa itu, saya diberikan pilihan untuk memilih kongregasi mana. Kemudian saya memilih SFS sebagai kongregasi saya,” tutur Sr Yustin mengenang kembali jalan panggilannya.
Lebih lanjut, Ia menyampaikan bahwa panggilannya cukup kuat dan meminta bimbingan Tuhan agar dapat menjalani panggilannya sesuai dengan kehendak yang diberikan oleh Tuhan. Sr Yustin pun menceritakan beragam pengalamannya saat menjalankan panggilan di berbagai tempat.
Seluruh rangkaian kegiatan pada hari ini pun ditutup dengan Perayaan Ekaristi.




