Temu Imam Diosesan Regio Jawa
Keuskupan – Komsos — Setelah melakukan perjalanan dengan Bus Pariwisata dari Bogor menuju Magelang, 19 Imam Diosesan Bogor Senin, 7 September 2015 pukul 08.00 tiba di Hotel Puri Asri, Magelang. Mereka akan menghadiri pertemuan Imam Diosesan se- Regio Jawa hingga tanggal 11 September 2015. Meskipun terlihat lelah, tetapi para imam menunjukkan semangat mereka untuk mengikuti rangkaian kegiatan.
Kegiatan yang diadakan 3 tahun sekali ini, kali ini mengambil tempat di Magelang dengan Keuskupan Agung Semarang sebagai tuan rumah. Tema yang diambil adalah: “Menjadi Gembala Dalam Semangat Martiria” – “Dadi Pangon Kang Manjing Ajur Ajer”. Tema ini menurut RD. Purwatmo ingin memberikan gambaran seperti yang diungkapkan oleh Paus Fransiskus: “Menjadi Gembala yang Berbau Domba”, bagaimana seorang imam akrab dengan umatnya. Dengan pertemuan ini akan dilihat apakah semangat ini sudah diterapkan atau belum dalam kehidupan para imam diosesan. RD. Purwatmo lebih lanjut mengungkapkan bahwa semangat martiria di Keuskupan Agung Semarang bisa dilihat dari: 1. Semangat membela iman yang telah ditampilkan oleh sosok Romo Sanjoyo, dan 2. Kesetiaan dan perjuangan para imam awal hingga sekarang untuk menekuni tugas-tugas yang diberikan. Jadi semangat kemartiran menjadi semacam Roh Kudus bagi para imam yang berjuang sungguh-sungguh dalam pelayanan. Beliau juga menyampaikan bahwa bentuk pertemuan ini bukanlah Konggres, melainkan pertemuan persaudaraan yang akan terdiri dari: Animasi, edukasi dan sekaligus juga rekreasi.
Pada pukul 17.00, kegiatan diawali dengan Ekaristi yang dipimpin oleh RD. F.X Sukendar, Vikjen Keuskupan Agung Semarang. Dalam Pengantar, beliau mengungkapkan: “Yesus adalah gembala baik bagi kita semua. Ia mengundang para imam untuk ambil bagian dalam imamatNya sehingga kita bisa mewujudkan secara nyata dalam kehidupan sehari-hari melalui pelayanan penggembalaan.” Sedangkan dalam Homilinya, RD. Sukendar mengungkapkan bahwa pertemuan ini merupakan pertemuan syukur atas perjumpaan imamat karena kita menjadi imam di tempat tugas masing-masing dalam ketaatan pada uskup masing-masing keuskupan dan dalam tugas serta karya. Lebih lanjut beliau mengungkapkan “bahwa kita membuka hati untuk belajar dan mengalami diperkarya oleh semangat martiria dari romo-romo pendahulu. Semangat ini mau kita tempatkan dalam kerangka bacaan pertama yang kita dengarkan dan kita renungkan, yaitu pengosongan diri. Upaya untuk mewujudkan diri menjadi gembala yang sejati dalam pertemuan ini adalah dengan melihat kembali perjalanan misi masa lalu yang akan kita lihat bersama dalam beberapa hari pertemuan yang akan kita lalui”.
Setelah Perayaan Ekaristi, kegiatan dilanjutkan dengan ucapan selamat datang dari Mgr. Johanes Pujasumarta (Uskup Agung Semarang) sekaligus pemukulan ‘kentongan’ sebagai tanda dimulainya kegiatan ini. Setelah itu acara dilanjutkan dengan makan malam, perkenalan dari perwakilan imam-imam 5 keuskupan yang hadir serta penjelasan kegiatan untuk esok hari. Kegiatan hari ini ditutup dengan doa malam dan bincang-bincang santai.