Kunjungi Lapas Cilodong, Dua Komunitas Berbagi Kebahagiaan dengan Warga Binaan

Loading

“Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya.” (Yoh. 20:29)

Cilodong—Keuskupanbogor.org: Itulah inti dari renungan dalam Minggu Paskah ke-II, yang ditetapkan Gereja sebagai hari penghormatan khusus terhadap Kerahiman Ilahi. Minggu (08/04/2018) bertepatan saat Gereja merayakan Pesta Kerahiman Ilahi, umat yang tergabung dalam Komunitas Berbagi Itu Bahagia dari Paroki St. Thomas Rasul, Bojong Indah, Jakarta Barat, mengadakan kunjungan kasih dan pelayanan ke Rutan Kelas II B, Cilodong-Depok. Tidak hanya komunitas tersebut, para pengurus Sahabat Lapas pun turut serta mendampingi mereka. Setelah melalui pemeriksaan, para warga binaan lapas pun melangkah menuju Gereja Oikumene “Anugerah” bersama para anggota komunitas Berbagi Itu Bahagia dan Sahabat Lapas untuk mengikuti perayaan Ekaristi. Misa dipimpin oleh Pastor Moderator Sahabat Lapas, RD. Antonius Garbito Pamboaji yang akrab disapa Romo Garbito. Dalam kata pengantar yang mengawali Misa, Romo Garbito memaparkan bahwa Sahabat Lapas adalah suatu wadah pendamingan umat yang dibentuk dan diresmikan oleh Mgr. Paskalis Bruno Syukur dalam Tahun Kerahiman Ilahi, tepatnya pada tanggal 26 Desember 2016. Sahabat Lapas dibentuk untuk melayani para warga binaan yang terdapat di lapas dan rutan dalam wilayah Keuskupan Bogor.

Empat Kado dari Yesus
RD. Antonius Garbito Pamboaji membagikan komuni dalam Misa bersama warga binaan Lapas Cilodong.

Dalam homilinya yang mengacu pada Bacaan Injil Yohanes 20:19-31, Romo Garbito memaparkan bahwa dalam Pesta Kerahiman Ilahi ini, Yesus memberikan empat kado bagi kita semua. Kado pertama ialah damai dan sejahtera. Jika kita dapat berdamai dengan diri sendiri dan orang lain di sekitar kita juga merasa sejahtera, maka kita telah menerima kado yang pertama dari Tuhan. Kado yang kedua yaitu Yesus yang memberikan diri-Nya sendiri, yang kita terima dalam bentuk hosti kudus. Kado ketiga adalah pengampunan. Sebagaimana Yesus telah mengampuni kita, maka hendaknya kita pun mampu untuk mengampuni sesama. Meski para warga binaan mungkin tidak sepenuhnya bersalah, para warga binaan harus mampu untuk mengampuni sesama. Lalu kado yang terakhir adalah perutusan. Kita sebagai umat yang telah menerima kasih dari Tuhan, hendaknya kita pun mewartakan kasih dari Tuhan tersebut. Tidak hanya itu, kita pun harus mengasihi sesama sebagaimana Tuhan telah mengasihi kita. Kasih Tuhan ini menjadi nyata juga bagi para warga binaan melalui umat dari komunitas Berbagi Itu Bahagia yang datang dengan membawa bingkisan kasih bagi mereka.

Ibu Christine dan warga binaan Lapas Cilodong mempersembahkan lagu-lagu pujian.

Mengakhiri homilinya, Romo Garbito mengatakan bahwa para warga binaan dapat berada di rutan ini karena jauh dari Tuhan. Oleh sebab itu, Tuhan menempatkan para warga binaan di rutan supaya kembali dekat dengan Tuhan. Tidak hanya para warga binaan, namun kita semua pun tak jarang jauh dari Tuhan, maka kita harus menyadarinya dan memilih untuk selalu mendekat pada-Nya. Usai Misa, para warga binaan dan Ibu Christine Simon selaku penanggung jawab di Gereja Oikumene “Anugerah” mempersembahkan lagu-lagu pujian. Selanjutnya, umat dari Komunitas Berbagi Itu Bahagia memberikan bingkisan kasih berupa kacamata baca, kaos seragam, deterjen, mie instan dan lunch box pada para warga binaan. Sebelum pulang, seluruh peserta kegiatan pun berfoto bersama.

Ya, berbagi itu bahagia. Berbagi tidak akan membuat kita merasa kekurangan, malah justru membuat kita semakin dipenuhi dengan kebahagiaan. Berbagi tidak harus dalam bentuk materi tapi bisa juga doa dan dukungan. Dengan berbagi, kita mengasihi sebagaimana Tuhan telah terlebih dahulu mengasihi kita. (Stephanie Annette Siagian/Pengurus Sahabat Lapas-Keuskupan Bogor)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

error: Content is protected !!
Enable Notifications OK No thanks