Pagelaran Rumah Kasih Unio : Romo Juga Manusia, Ia Juga Bisa Lansia

Loading

Jakarta – Keuskupan : “Romo juga bisa lansia? Jika sudah lansia, para romo tinggal di mana?”. Demikianlah sepenggal kalimat yang disampaikan oleh Mr. Kokon yang memandu acara pelelangan kavling dan kamar-kamar pembangunan rumah kasih UNIO Keuskupan Bogor  bersama Romo Thomas Slamet Riyadi (yang tak lengkap bila Romo Thomas pun tak bernyanyi), hari Sabtu (1/09/2018) kemarin di Gedung SMESCO, Jakarta. Pertanyaan ini tentunya mengajak segenap umat untuk ambil bagian dalam menjaga dan merawat panggilan imamat para romo hingga masa senjanya. Tanpa imam tidak ada Ekaristi. Kehadiran para imam (romo) sungguh sangat penting maka dari itu pula perlu untuk dijaga dan dirawat keimamatannya, baik oleh romo itu sendiri maupun bersama umat. Bersama umat, imamat para romo akan kuat.

Romo Yatno memeragakan busana Sumatera Barat. Dok. Pribadi

Mgr. Paskalis (Uskup Bogor), Mgr. Tri Harsono (Uskup Terpilih Purwokerto) serta sejumlah imam dari Keuskupan Bogor berbaur bersama umat yang hadir dalam acara tersebut. Dalam sambutannya, Mgr. Paskalis mengungkapkan kebahagiaannya dan rasa terima kasihnya atas kehadiran para tamu yang disebut beliau sebagai “pemerhati para imam”. Dalam kesempatan yang sama, Romo Antonius Dwi Haryanto (Ketua UNIO) mengungkapkan kerinduan terdalam para romo untuk bisa membangun sebuah rumah bersama bagi para romo di Keuskupan Bogor yang usia perjalanan keuskupan ini akan memasuki usianya yang ke-70. Para romo mengumpulkan dana per orang 12 juta untuk membangun rumah ini. Dana ini masih kurang maka mengajak peran serta umat di dalamnya salah satunya melalui kegiatan ini. Rumah UNIO nantinya bukan hanya sekedar rumah lansia tetapi menjadi rumah yang dirindukan untuk berkumpul dan membangun persaudaraan serta rumah spiritual.

Mgr. Paskalis bernyanyi diirigi petikan gitar Mgr. Tri

 

Pagelaran Rumah Kasih UNIO Keuskupan Bogor ini diprakarsai oleh Christour dan Christopher Salon bersama Keuskupan Bogor dalam kemasan acara fashion show, talkshow, pelelangan lukisan dan benda kesayangan para imam (gitar Mgr. Tri, kain tenun Mgr. Paskalis, lukisan milik Rm. Haruna) dan lukisan on the spot (goresan kuas pertama oleh Mgr. Paskalis) yang dilanjutkan oleh pelukis Teguh. Dalam sesi fashion show, diperagakan busana nusantara dan kreasi rambut dari Christopher Salon. Para model berjalan didampingi oleh para pastor yang juga mengenakan pakaian nusantara. Gelak tawa penonton tak terhindarkan mana kala para pastor berjalan di atas catwalk bersama para model mengingat perbedaan tinggi serta gaya konyol para pastor tersebut. Sementara itu dalam sesi Talkshow dengan tema “Balancing Life”, Mgr. Paskalis, Romo Paulus Haruna (Vikjen), Ibu Martha Tilaar dan Sherly Nangoy berbagi kisah dan insipirasi hidup kepada semua audience. Romo Rochadi Widagdo turut hadir memberikan motivasi spiritual len gkap dengan penampilan saxofonnya. Pada akhir sesi, Romo Rochadi melelang satu buah saxofon untuk membantu pembangunan Rumah UNIO Keuskupan Bogor.

Acara yang berlangsung dari Pkl. 10.00 hari itu dilengkapi dengan hiburan dan penampilan dari Citra Scholastika dan Didik Ninik Thowok. Citra tampil membawakan lagu rohani dan lagu hitsnya “Kita Pasti Bisa”. Mgr. Paskalis tampil berduet pula dengan Citra menyanyikan lagu “Ku Mau Cinta Yesus”.Selain itu duet dua Bapa Uskup pun memeriahkan acara ini. Petikan gitar Mgr. Tri mengiringi nyanyian Mgr. Paskalis dalam sebuah lagu “El Shaddai”. Seluruh rangkaian acara ditutup dengan Perayaan Ekaristi  konselebrasi yang dipimpin oleh Mgr. Paskalis bersama Mgr. Tri Harsono, Rm.Anton, Rm. Markus Lukas, Rm. David dan Rm. Gregorius. Puji Tuhan melalui rangkaian acara hari ini terkumpul dana 1 M belum termasuk penjualan tiket dan para sponsor. Terima kasih atas dukungan para panitia dan segenap umat. (RD. David)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

error: Content is protected !!