Lebih baik membiasakan yang benar daripada membenarkan kebiasaan
RD David
Renungan Harian
Sabtu, 6 April 2019
Pekan Prapaskah IV
Bacaan : Yeremia 11:18-20; Yohanes 7 : 40-53
Menjadi orang yang hidup dalam kebenaran dan memperjuangkan hal-hal yang benar tidaklah mudah. Terlebih bila lingkungan sekitar terbiasa dengan hal-hal yang dianggap benar; membenarkan hal-hal yang sudah terbiasa. Provokasi, teror, gosip sering kali tertuju pada orang benar untuk dijatuhkan. Kehadiran orang yang terbiasa dengan hal-hal yang benar akan menjadi ancaman bagi pribadi atau sekelompok orang yang sudah nyaman dan mapan dengan hal-hal yang “dianggapnya” sudah benar. “Cuma dekat kok pak, di sini sudah terbiasa begini”, tutur seorang warga saat ditilang karena tidak menggunakan helm saat mengendarai motor.
Hidup menjadi pengikut Kristus tiada lain adalah hidup yang melandaskan diri pada kebenaran. Ketika menjadi pengikut Kristus lalu kita terbiasa dengan hal-hal yang tidak benar; atau sulit sekali memperbaiki diri untuk hidup dalam hal-hal yang benar, masih pantaskah kita menyebut diri pengikut Kristus yang sejati. Yesus sebagai kebenaran Allah dibunuh oleh manusia. Demikian pula menjadi orang benar akan mengalami berbagai macam halangan, hambatan, tantangan dan cobaan. Itu bukan alasan kita untuk mundur dan ciut hati.
Hidup menjadi orang benar meskipun menyulitkan akan lebih terpuji dan mulia. Mari kita membiasakan hidup dalam kebenaran dalam segala ritme kehidupan kita. Lebih baik membiasakan yang benar daripada membenarkan kebiasaan. Sekaligus pula pada sabtu pertama dalam setiap bulan sebagai sabtu imam, mari kita doakan para imam agar selalu menjadi gembala yang hidup dalam kebenaran.
Tuhan ajarlah aku untuk berani hidup dalam kebenaran meskipun itu sulit sekalipun karena dalam kebenaran aku yakin bahwa Engkau menyertaiku selalu. Amin
Penulis : RD David
