Bogor – keuskupanbogor.org : “Apakah para imam juga mengaku dosa? Kalau mengaku dosa, para imam mengaku kepada siapa? Uskup ya? ” Demikianlah kurang lebih pertanyaan yang sering dilontarkan umat. Imam juga manusia. Tentunya sebagai manusia ia pun pernah jatuh ke dalam dosa. Datang untuk merayakan Sakramen Rekonsiliasi menandakan ungkapan syukur atas rahmat Allah yang luar biasa kepada manusia sekaligus menandakan kerendahan hati manusia untuk tunduk pada kasih dan pengampunan Allah.
Usai gelaran rekoleksi dengan spirit Imam Ekologis sejak Pkl. 09.00 pagi tadi (senin, 16/04/2019), malam ini para imam melengkapi persiapan pembaharuan janji imamat dalam perayaan Sakramen Rekonsiliasi. Romo Gregrorius (Pastor Moderator Biro Ekologi Keuskupan Bogor) mengawalinya dengan ibadat tobat. Dalam kotbahnya, Romo yang menjadi Vikaris Paroki Santo Markus – Depok Timur ini mengajak para imam untuk merenungkan posisinya dalam keseluruhan alam ciptaan : menjadi bagian perusak atau penyelamat?
Romo Greg, panggilan akrabnya, mengadopsi konsep pertobatan yang digaungkan Bapa Suci Paus Fransiskus. “Mengaku dosa berarti membersihkan rumah. Penyakit terjadi ketika rumah itu kotor”, jelasnya. Perayaan sakramen ini merupakan tanda niatan dan komitmen para imam dalam pembaharuan hidup imamat sekaligus persiapan pekan suci dan bentuk pertobatan ekologis.
Ada tiga imam yang ditunjuk untuk memberikan pelayanan Sakramen Rekonsiliasi. Tetapi di luar itu, para imam juga memiliki kebebasan untuk memilih rekan imam lainnya untuk pelayanan ini. Tidak ada batas senior dan junior. Salah satu diantara imam yang memberikan pelayanan Sakramen Rekonsiliasi bagi para imam justru adalah imam junior. Daya ilahi Sakramen Rekonsiliasi tidak dipandang dari hal itu. Selamat mempersiapkan pembaharuan janji imamat para imam Keuskupan Bogor. Tetap setia dalam panggilan Tuhan. (RD David)