Malang – keuskupanbogor.org : Kitab Suci diimani sebagai buku yang menyelamatkan. Sayangnya untuk mau membaca dan mencintai Kitab Suci tidaklah mudah. Berbagai alasan sering ditampilkan : tidak punya waktu, tulisan kecil, tebal, tidak paham, dan sebagainya.
Romo Joseph mengisahkan pengalaman hidupnya yang selamat karena hidupnya terkoneksi terus dengan Kitab Suci. Kitab Suci akan mendidik dan menuntun hidup manusia. “Samakan frekuensi dengan Tuhan”. Itulah kunci awal yang disampaikan Romo Yoseph ketika mengajak para peserta retret (prajurit dan PNS TNI dan POLRI). Ia pun mengajarkan sebuah nyanyian (mantra) sebelum membaca alkitab untuk menyamakan frekuensi dengan Tuhan.

Para peserta retret yang telah dibekali Kitab Suci ini pun diajak untuk membaca alkitab dengan sebuah cara yang unik. Imam lulusan Biblicum Italia ini membawa para peserta retret untuk menemukan kekuatan kisah kitab suci melalui metode “semprong” (something wrong). Kisah demi kisah dalam Kitab Suci menguak beberapa inspirasi begitu kuat.
Para tokoh dalam alkitab akan memberikan sebuah pencerahan hidup. Imam yang memiliki channel You Tube pembelajaran alkitab ini mengajak para prajurit untuk terus membaca alkitab. Baca alkitab itu perlu waktu yang dikhususkan. Bukan hanya sekedar di sela waktu atau sambilan.

“Belajarlah membaca Kitab Suci seperti saudara kita yang muslim ketika mereka membaca alquran dengan waktu yang dikhususkan”, tegas imam berkacamata ini.
“Dalam Kitab Suci ada tiga peristiwa yang berhubungan dengan prajurit. Dua berkisah positif dan satu berkisah negatif”, jelas imam yang juga menjadi dosen dan Ketua Komisi Kitab Suci ini.
Ajakan dan ajaran Romo Josep ini disampaikan dalam rangkaian retret rohaniwan Katolik di lingkungan TNI dan POLRI. “Ada tiga nilai utama yang harus dimiliki seorang prajurit Katolik yaitu : berusaha tanpa batas (pantang menyerah), tidak egois (belajarlah dari doa Bapa Kami) dan miliki kekuatan pengampunan.

“Biarkan Kitab Suci yang membaca hidup kita, bukan kita yang membaca Kitab Suci”. Inilah tips semakin terkoneksi dengan Kitab Suci. “Ini gw banget nih”, Romo Josep mencontohkan ketika ayat-ayat Kitab Suci menyapa hidup seorang pribadi. “Jika ingin sukses dalam Tuhan kuncinya dengarkan dan lakukan sabda Tuhan”, tegasnya kepada seluruh peserta retret.
Romo Josep pun mengajak setiap anggota prajurit memiliki pojok kudus. “Ciptakanlah sebuah tempat kecil sebagai altar Tuhan dimana anda membangun kedekatan hidup dengan Allah”, pungkasnya. Ini pun diamini lewat sharing para peserta retret untuk selalu tekun dalam doa.
(RD David)
Mantul