Peresmian Paroki Santo Mikael, Cilegon

Loading

HIDUP DAN BERJUANG BERSAMA

Rabu, 29 September 2021 merupakan hari yang istimewa dan penuh syukur oleh karena hari ini ditetapkannya Stasi Santo Mikael, Cilegon menjadi Paroki St Mikael, Cilegon. Perayaan penuh syukur ini juga dihadiri oleh para Imam dari Keuskupan Bogor, umat Allah sekalian, dan petinggi pemerintahan. Acara ini dilaksanakan di komplek Sekolah Mardi Yuana Cilegon, Banten. Perayaan syukur ini dimulai dengan Perayaan Ekaristi yang dimulai pada pukul 15.00 WIB. Perayaan Ekaristi dipersembahkan oleh Mgr Paskalis bruno Syukur dan Mgr. Mikael Cosmas Angkur, OFM (Emeritus) serta didampingi oleh para Imam di Keuskupan Bogor. Lalu, hadir pula calon pengurus Dewan Gereja yang baru untuk mengikuti pelantikan pengurus Dewan Paroki oleh Mgr Paskalis Bruno Syukur. Turut hadir pula beberapa pihak dari kepolisian untuk mendukung dan menjaga keamanan selama Perayaan Ekaristi ini berlangsung.

`           Mgr Paskalis Bruno Syukur dengan semangat sukacita mengatakan dalam homilinya yakni agar berjalan dalam semangat Yesus Kristus itu sendiri, mari menjadi pribadi yang tidak lupa akan firman-Nya dan mengikuti Kristus serta berjalan bersama dalam iman yang mau untuk hidup dan berjuang bersama. Bersama itu dalam arti menjadi saksi akan Tuhan yang Mahabaik dan Mahakasih.

            Setelah Perayaan Ekaristi selesai dilanjutkan dengan dengan beberapa sambutan yang diantaranya disampaikan oleh RD Thomas Vilkanova Saidi. Beliau mengatakan kepada seluruh rekan dalam Dewan Pengurus, ‘mari kita berjalan bersama dan menjadi wakil Tuhan di dalam pelayanan’. Selain itu, mari hidup di tengah-tengah masyarakat dan bersaudara satu sama lain serta menjadi sesuatu yang hadir juga bermanfaat untuk orang lain dalam kasih Tuhan.

            Dalam perayaan yang membahagiakan ini juga diresmikan dan ditetapkan yakni Romo Thomas Vilkanova Saidi sebagai Pastor Paroki Santo Mikael, Cilegon. Para umat juga berharap bahwa mari tetap bersemangat tidak hanya dalam persiapan acara ini tetapi tetap bersekutu untuk terus bersemangat dalam karya dan pelayanan yang didasari dengan cinta yang besar untuk Gereja. Keteladanan Santo Mikael semoga menjadi semangat untuk seluruh umat dalam melayani satu dengan yang lain.

            Setelah itu, acara dilanjutkan dengan ramah tamah dan penandatangan prasasti oleh Mgr Paskalis Bruno Syukur sebagai Uskup Keuskupan Sufragan Bogor yang menjadi tanda diresmikannya pula Paroki Santo Mikael, Cilegon.

            Semoga perayaan syukur ini sungguh menghadirkan sukacita dan berkat untuk umat Allah yang terkasih serta tumbuh kembang iman umat sekalian. Tuhan Memberkati.

(KOMSOS)

3 thoughts on “Peresmian Paroki Santo Mikael, Cilegon

  1. Agustinus Mudjiman,SH says:

    Saya Agustinus Mudjiman,SH senang sekali dengan diresmikannya Gereja Santo Mikhael Cilegon pada tanggal 29 September 2021 yang baru lalu, sungguh penantian yang sangat panjang sejak saya menjadi satu satunya misdinar awal rintisan untuk melaksanakan ibadah misa ( perayaan ekaristi ) di Bumi Cilegon. Pada tahun 1967-68 saya putra jawa katolik yang melayani Pastor Soetono menyelengarakan ibadah misa setiap minggu sore di ruang kelas SD Mardi Yuana Cilegon. Sekolahnya sekarang sudah menjadi SD Negeri IV Cilegon ( Bangunan ex Sekolah Tionghoa ) .

  2. Agustinus Mudjiman,SH says:

    Saya Agustinus Mudjiman,SH senang sekali dengan diresmikannya Gereja Santo Mikhael Cilegon pada tanggal 29 September 2021 yang baru lalu, sungguh penantian yang sangat panjang sejak saya menjadi satu satunya misdinar awal rintisan untuk melaksanakan ibadah misa ( perayaan ekaristi ) di Bumi Cilegon. Pada tahun 1967-68 saya putra jawa katolik yang melayani Pastor Soetono menyelengarakan ibadah misa setiap minggu sore di ruang kelas SD Mardi Yuana Cilegon. Sekolahnya sekarang sudah menjadi SD Negeri IV Cilegon ( Bangunan ex Sekolah Tionghoa ) . Banyak cerita dramatis pada saat itu , ketika sedang mengadakan ibadah misa akibat gangguan penduduk setempat yang tidak berkenan atas kegiatan kami mengadakan ibadah misa yg hanya dihadiri 10 s/d 15 peserta misa. Kalau istilah sekarang itu dipersekusi , dan itu hampir setiap kali kami melaksanakan misa minggu sore. Semoga sekarang tidak terjadi lagi spt dulu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Enable Notifications OK No thanks