Dalam rangka memeriahkan Bulan Misi yang jatuh pada bulan Oktober, Teens School of Mission (TSOM) Keuskupan Bogor bekerjasama dengan Biro Nasional Karya Kepausan Indonesia (BN KKI) menggelar webinar yang bertajuk Mission: I’m Possible “Kami tidak mungkin untuk tidak berkata-kata tentang apa yang telah kami lihat dan kami dengar”-Kis 4:20. Tema ini diambil karena sesuai dengan tema Bulan Misi di tahun 2021.
Kegiatan yang disiarkan secara langsung melalui kanal YouTube BN KKI pada hari Sabtu (16/10/2021) sore pukul 17.00 WIB ini mengundang RD Habel Jadera sebagai pembicara. Dalam materinya, Romo Habel membahas bagaimana menghidupi semangat bermisi di Bulan Misi yang dirayakan pada bulan Oktober di setiap tahunnya.
“Paus Fransiskus mengajak kita semua untuk membangun semangat untuk bermisi ke persimpangan-persimpangan jalan. Kita diajak untuk keluar dari zona nyaman kita untuk mau pergi mewartakan kabar sukacita,” ujar Romo Habel.
Lanjutnya, Paus Fransiskus juga menekankan kembali kepada kita bahwa misi karya tugas perutusan bermula dari cinta kasih yang datang dari Allah. Allah yang mengutus Putra-Nya di tengah kita dan Putra-Nya yang mau menderita untuk kita. Kita diajak untuk menyadari bahwa Tuhan senantiasa berkarya atas diri kita. Segala apa yang kita lakukan merupakan buah karya dari Tuhan.

Melalui tema di Bulan Misi 2021, yaitu “Kami tidak mungkin untuk tidak berkata-kata tentang apa yang telah kami lihat dan kami dengar”-Kis 4:20. Kita diajak untuk menyadari dan merefleksikan kata-kata yang kita lihat dan dengarkan. Semangat misioner yang ditekankan adalah meski tengah di situasi kelemahan kita tidak bisa tinggal diam selain pergi dan mewartakan kabar sukacita bahwa Yesus bangkit dan hidup dalam diri kita.
“Allah memanggil dan mengutus umat-Nya ke dunia. Semua umat beriman dipanggil untuk mewartakan kabar sukacita. Ditetapkan oleh Allah, diinstitusikan ke dalam Gereja, dinyatakan dalam karya pelayanan. Mari merenungkan apakah kita sungguh-sungguh menjawab panggilan Allah untuk mewartakan kabar sukacita dengan berjalan bersama dalam komunitas gereja dan diwujudnyatakan dalam kehidupan sehari-hari,” pesan Romo yang kini tengah menempuh pendidikan di Roma tersebut.
Kita Semua Dipanggil dan Diutus Oleh Tuhan
Pasti akan ada saat kita merasa bahwa kita tidak dapat bermisi dan menjadi takut karena hal tersebut. Namun Paus Fransiskus mengajak kita untuk belajar dari semangat para Rasul yang menjadikan kesulitan dan rintangan sebagai suatu kesempatan untuk bermisi maka misi Gereja akan tetap hidup.
Di masa pandemi ini, ada ketakutan-ketakutan yang muncul di masa social distancing dan menjadikan kita tidak dapat berbuat apa-apa, tapi ini dapat menjadi kesempatan bagi kita untuk tetap menghadirkan Kristus di tengah masa sulit agar segala sesuatu dapat menjadi berbeda karena Tuhan dapat bertindak dalam situasi kelemahan kita.
Kadang-kadang kita akan mengalami ketakutan dan keraguan iman dalam kehidupan, namun sebagai orang Katolik kita harus terus menggemakan semangat kabar sukacita. Seperti yang dikatakan Paus Fransiskus bahwa mereka yang berada di dalam kelemahan dapat menjadi misionaris dengan cara masing-masing.
“Kita diingatkan bahwa kita semua dipanggil dan diutus untuk mewartakan kabar sukacita. Panggilan misi harus dihidupkan dalam kondisi dan situasi kehidupan kita sehari-hari, kita semua dapat menjadi misionaris dengan cara masing-masing. Jadi bukan hanya mission I’m possible tetapi juga menjadi mission I’m always possible! Sebagai remaja misoner, kita harus selalu siap mewartakan kabar sukacita,” tutup Romo Habel mengakhiri sesinya.

Jadilah Misionaris Cilik yang Memiliki Semangat Besar
Mgr Paskalis Bruno Syukur selaku Uskup Keuskupan Bogor yang turut hadir dan memberikan sambutan mengatakan kepada para remaja-remaja misioner untuk menjadi seorang misionaris cilik yang memiliki semangat besar seperti para rasul. Para remaja misioner juga diingatkan oleh Mgr Paskalis bahwa mereka diutus menjadi misionaris diantara sesama remaja dengan semangat doa, derma, kurban dan kesaksian.
“Para remaja misioner yang merupakan generasi milenial saya mengajak kalian untuk memanfaatkan media sosial sebagai sarana pewartaan kabar sukacita karena di sanalah misi kalian untuk mewartakan kabar sukacita. Penuhilah sekolahmu dengan cerita-cerita indah tentang kisah kasih Tuhan, tentang belas kasih, tentang derma, tentang menolong sesama. Penuhilah rumahmu dan hati orangtuamu dengan energi sukacitamu. Dan yang terakhir, remajakan hidup paroki, hidup keuskupan dengan semaangat remajamu yang berkobar-kobar,” pesan Uskup Keuskupan Bogor tersebut kepada remaja misioner di Keuskupan Bogor.