Rekoleksi Sinode Para Uskup Stasi Santo Vincentius Gunung Putri

Loading

Rangkaian kegiatan Sinode Para Uskup tingkat parokial kembali berlanjut. Kali ini kegiatan rekoleksi sinode dilaksanakan di Stasi Santo Vincentius Gunung Putri pada hari Sabtu (15/1/2022) pagi hingga sore. Pada kesempatan ini, refleksi sinode bertema tentang kemasyarakatan. 

Bertempat di Aula Stasi, kegiatan diawali dengan registrasi peserta yang berjumlah kurang lebih 94 orang, lalu dilanjutkan dengan pembagian kelompok dan foto bersama dengan masing-masing kelompok bersama para Imam. 

Dalam sambutannya, RD Alexander Ardhiyoga selaku Pastor Stasi Santo Vincentius Gunung Putri berharap melalui refleksi ini kita semua dapat memberi yang terbaik dan Gereja kita dapat menjadi berkat bagi sesama. 

RD Yohanes Suparta selaku Ketua Umum Sinode Para Uskup Keuskupan Bogor dalam sambutannya mengatakan  bahwa jemaat perdana selalu berkumpul dalam memecahkan roti. Namun tidak hanya itu, jemaat perdana juga berkumpul dan membicarakan hal-hal demi kehidupan bersama. Melalui semangat jemaat perdana, maka kita semua berkumpul disini untuk membicarakan hal-hal yang perlu untuk kehidupan Gereja dan hal-hal yang perlu demi misi kita bersama. 

Kegiatan dilanjutkan dengan ibadat pembuka yang dipimpin oleh RD Yohanes Anggi Witono Hadi dengan diiringi iringan organ oleh RD Yohanes Suparta. 

Dokumentasi Komsos Stasi Santo Vincentius Gunung Putri

Menghidupkan Semangat Jalan Bersama 

Dalam sesi pengantar yang disampaikan oleh RD Marselinus Wisnu Wardhana dikatakan bahwa rekoleksi dimaksudkan untuk menghidupkan semangat jalan bersama, menyegarkan iman umat, rekoleksi juga mengingatkan karya penyelamatan Tuhan dalam himpunan keluarga Allah. Selain itu rekoleksi dimaksudkan untuk membuka diri terhadap Roh Kudus, mengambil peran dalam upaya pengembangan Gereja Katolik dan menemukan kesegaran baru dalam hidup beriman. 

Realitas Zaman Ini

Dalam Narasi Refleksi yang dibawakan oleh Bapak F.X Rickoloes P, peserta sinode yang hadir diajak untuk menyadari perubahan-perubahan yang terjadi di dunia ini menyebabkan situasi paradok. Perubahan yang pesat dalam kehidupan manusia menimbulkan ketidakseimbangan dan menciptakan penciutan ruang refleksi pribadi dan semakin menumbuhkan distorsi nilai dalam berelasi karena tanpa perjumpaan dan kehadiran. Atas keadaan tersebut, Gereja percaya bahwa kunci, pusat, dan tujuan seluruh sejarah manusia terdapat pada Tuhan dan oleh karenanya setiap manusia yang hendak menemukan keseimbangan dan kedamaian harus kembali kepada Tuhan. Gereja mempercayai bahwa dibalik segala perubahan yang terjadi saat ini, ada yang tetap tidak berubah, yaitu Tuhan Yesus Kristus. 

Dokumentasi Komsos Stasi Santo Vincentius Gunung Putri

Hadir dan Terlibat Sebagai Gereja 

Masih dalam refleksi, peserta diajak untuk menyadari bahwa sebagai komunio, kesatuan umat Allah, kita dipanggil untuk mewujudkan komitmen kita terhadap persoalan masyarakat dimana kita tinggal. Kita ditantang untuk membuka mata terhadap persoalan-persoalan bersama di sekitar kita, terutama persoalan-persoalan yang diderita saudara yang miskin dan terpinggirkan. Gereja terbangun untuk memberikan kesaksian akan Yesus Kristus. Kehadirannya harus sungguh dapat dirasakan semua orang yang dijumpainya dalam perjalanan. Gereja harus mewujud dalam langkah-langkah nyata dalam perjalanannya bersama dengan semua keluarga manusia. 

Menjadi Garam dan Terang Dunia

Hidup ditengah situasi yang paradok, dan begitu banyaknya persoalan hidup yang dirasakan di dalam masyarakat. Kita dipanggil untuk terus menjadi Garam dan Terang. Dinamika hidup dan kesukarannya, tidak boleh menyurutkan keberadaan umat beriman untuk menjadi Garam dan Terang bagi masyarakat dimana mereka tinggal. 

Menghidupkan Semangat Jalan Bersama

Kegiatan dilanjutkan dengan sesi sharing per kelompok dan makan siang. Lalu sesi sharing ditutup dengan sesi peneguhan yang dibawakan oleh RD Yohanes Anggi Witono Hadi. Dalam sesi peneguhan ini Romo Anggi menyebutkan ada 4 poin yang dapat diambil dalam rekoleksi hari ini, yaitu: 

  1. Menghidupkan semangat jalan bersama, kita memahami kita berbeda baik dari pemikiran, pengalaman dan karunia-karunia. Namun kita disatukan dalam iman yang sama yaitu iman kepada Yesus Kristus. Semua orang hendaknya mensyukuri karunia yang dimiliki. Dengan mendengar sharing dan pengalaman dari orang lain kita dapat menjumpai Tuhan 
  2. Kita mampu mendengarkan Roh Kudus, bahwa Roh Kudus mendampingi kita dalam keseharian kita
  3. Dalam tema kemasyarakatan yang kita dalami, kita perlu mengenali peran yang kita miliki. Setiap orang mampu mengambil peran nyata dalam setiap karya dan pelayanan yang kita jalani. Kita perlu mengambil peran nyata sebagai konsekuensi baptisan dan tugas ini harus dipenuhi oleh semua orang. 
  4. Setia menjadi saksi keselamatan Yesus Kristus. Dengan persoalan yang harus dihadapi, kita tidak boleh berputus asa. Perjuangan harus tetap dilakukan dan kehendak Allah adalah kunci keselamatan kita bersama. 
Dokumentasi Komsos Stasi Santo Vincentius Gunung Putri

Kita Semua Memiliki Nilai Kemanusiaan yang Sama

Perayaan Ekaristi diadakan secara konselebrasi yang dipimpin oleh RD Yohanes Suparta dan didampingi oleh RD Marselinus Wisnu Wardhana, RD Alexander Ardhiyoga, dan RD Yohanes Anggi Witono Hadi. Dalam homili yang disampaikan oleh RD Yohanes Suparta, Ia berharap semoga refleksi sinode hari ini dapat membuat kita sadar tentang perjalanan hidup kita di tengah kehidupan bermasyarakat. Ada kalanya dalam kehidupan bermasyarakat kita tidak percaya dan merasa inferior dengan sebutan minoritas, padahal kita semua memiliki nilai kemanusiaan yang sama dan memiliki kelebihan masing-masing untuk turut ambil bagian dalam kehidupan bermasyarakat. Sebaliknya, kita juga tidak boleh memiliki sikap yang merasa unggul daripada yang lain karena hal tersebut merupakan sikap batin yang salah.

Lebih lanjut ia mengingatkan kembali bahwa kita semua memiliki nilai kemanusiaan yang sama untuk ambil bagian dalam lingkungan sekitar kita dan mengaktualisasikan diri kita karena kita semua memiliki kelebihan kita masing-masing untuk ambil bagian dalam kebaikan bersama. Vikaris Jenderal Keuskupan Bogor tersebut pun di akhir homilinya mengajak agar kita semua mau membuka diri terhadap tuntunan Roh Kudus agar kita mampu menyapa, berjumpa dan mau ambil bagian dalam kehidupan bermasyarakat karena kita memiliki nilai kemanusiaan dan tanggung jawab bersama. Setelah Perayaan Ekaristi, kegiatan dilanjutkan dengan foto bersama antara para Pastor dan peserta sinode. 

Komisi Komunikasi Sosial Keuskupan Bogor

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

error: Content is protected !!
Enable Notifications OK No thanks