Gereja Santa Faustina Kowalsaka Tajurhalang merayakan hari ulang tahun yang pertama pada Rabu, 23 Febuari 2022. Acara perayaan ulang tahun diawali dengan liturgi Ekaristi yang dipimpin langsung Oleh Mgr. Paskalis Bruno Syukur, OFM, uskup Keuspan Sufragan Bogor, didampingi oleh RD Mikail Endro Susanto, RD Christophorus Offesus Lamen Sani, RD Robertus Untung Hatmoko, RD Marselinus Wisnu Wardhana, RD Yohanes Suparta, dan Diakon Wolfgang Amadeus Mario Sara. Perayaan Ekaristi dilanjutkan dengan simbolisme pemotongan kue untuk merayakan ulang tahun gereja serta Tahbisan Episkopal ke-8 Mgr. Paskalis Bruno Syukur dan ibadat peletakkan batu pertama di tempat yang rencananya akan dijadikan altar gereja Santa Faustina. Acara ini dihadiri oleh Dewan Pastoral Paroki, Dewan Keuangan Paroki, para ketua lingkungan, serta wakil umat dari berbagai lingkungan.
Bagi Mgr. Paskalis Bruno Syukur, lahirnya Paroki Santa Faustina tidak lepas dari perjuangan umat yang terus menerus menyempurnakan pembangunan baik secara infrastruktur maupun non-infrastruktur bersama RD Mikail Endro selaku Pastor Paroki dan RD Christophorus Lamen Sani sebagai vikaris. Menurutnya, sangat penting bagi kaum muda untuk ikut berperan aktif dalam pengembangan paroki. Sebagai generasi penerus, paroki yang sangat belia dan nantinya akan menjadi lebih besar lagi ini perlu diwarnai dengan kaum muda yang terlibat dalam berbagai organisasi dan kegiatan seperti Orang Muda Katolik (OMK) atau turut melayani dengan menjadi misdinar dan lektor.
Adanya pertumbuhan umat yang begitu pesat dan kuat mencerminkan bahwa kita perlu sosok-sosok kepemimpinan yang melayani. Bapa Uskup menambahkan, “Gereja kita ini Sebagai Geteja Katolik, maka perlu juga di perhatikan soal hierarki. Dalam hierarki, ada satu pimpinan yang menata segala perbedaan-perbedaan, dalam hal ini di uskup yang tertinggi di keuskupan dan yang di paroki itu Pastor Paroki. Dari Dewan Pastoral Paroki, Dewan Keuangan Paroki, para ketua lingkungan yang memiliki suara konsultatif, tetap pada akhirnya yang menentukan adalah uskup. Orang yang diutus oleh uskup dalam hal ini adalah Pastor Paroki. Maka, kita harus bersama-sama saling mendukung kinerja dan tanggung jawab satu sama lain,”.
Ia juga mengatakan, “Paroki Santa Faustina juga sebgai ‘Pusat Kerahiman Ilahi’ yang diwujudkan dengan adanya Kelompok Kerahiman Ilahi dan Devosi Kerahiman Ilahi,”. Pada dasarnya Kerahiman Ilahi adalah spirit dari roh kemurahan hati. Spirit ini juga yang harus kita perhatikan sebagai umat Katolik. Roh kerahiman dan kemurahan hati perlu dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari. “Kita perlu rendah hati bagi orang-orang di sekitar kita, juga ketika berorganisasi,” ujar Bapa Uskup. Hal ini diperlukan sebab bila ada suatu perbedaan pendapat, perbedaan tersebut dapat terselesaikan dengan kepentingan bersama yang telah ditetapkan bersama pula. Dengan adanya kerahiman dan kemurahan hati, niscaya tercipta juga perdamainan dalam keluarga dan lingkungan masyarakat.
Bapa Uskup berpesan bahwa yang terpeting adalah kita harus bertumbuh dan berkembang dalam ketaatan untuk membagun kebersamaan. Inilah yang menjadi ciri khas umat Katolik yang harus senantiasa kita bawa dimanapun kita berada.
(Stan Djawa./Giasinta B.)