Penutupan Rekoleksi Pra Sinode Para Uskup di Keuskupan Bogor

Loading

KEUSKUPANBOGOR.ORG- Pra Sinode Para Uskup di Keuskupan Bogor memasuki hari ketiga yaitu pada hari Sabtu (18/6/2022). Kegiatan dimulai dengan wrap up rekoleksi Pra Sinode Para Uskup yaitu “Terlibat dan mengambil peran dan karya pastoral Transformatif-Gereja yang dekat, terbuka dan pastoral personal. Sesi ini disampaikan oleh RD Yohanes Suparta dan Bapak Anton Sulis. 

Dalam sesi ini, peserta diajak untuk kembali mengingat mengenai kerangka besar semangat “Jalan Bersama”  yang telah disampaikan dan proses pertobatan sinodal karena sinodalitas hanya akan terjadi melalui proses ini. 

Bapak Anton Sulis menyampaikan bahwa rekoleksi ini perlu disyukuri karena telah tumbuh banyak keutamaan sinodal di Keuskupan Bogor. Serta perlu disyukuri bahwa setiap dosa-dosa sinodal yang disadari sebagai langkah awal dalam melakukan pertobatan sinodal. 

Selain itu, Ketua SC pelaksanaan Sinode Para Uskup tingkat keuskupan di Keuskupan Bogor ini menyampaikan hal-hal yang perlu digarisbawahi yaitu Gereja Sinodal adalah satu-satunya cara pastoral di milenium ketiga serta hanya dapat diwujudkan melalui pertobatan sinodal. Pertobatan sinodal hanya terjadi melalui kesadaran dan penyesalan atas dosa-dosa sinodal. Keutamaan dan dosa sinodal hasil rekoleksi umat adalah milik keseluruhan persekutuan umat Allah di Keuskupan Bogor. 

Setiap umat beriman terikat secara moral untuk menanggung Pertobatan Sinodal yang hanya akan mampu diwujudkan melalui keterbukaan hati untuk mendengar dan membimbing Roh Kudus. 

“Jangan merasa sendiri dan jangan berpikir bahwa pertobatan sinodal ini hanya tanggung jawab sendiri. Karena masing-masing dari kita memiliki peran dalam pertobatan sinodal ini dalam bimbingan Roh Kudus,” Pesan Bapak Anton Sulis. 

Lebih lanjut, Ia mengatakan bahwa Gereja sebagai lembaga perlu melakukan introspeksi dan evaluasi untuk memperbaiki dirinya seperti keteladanan, orientasi kebijakan atau keputusan, struktur, cara pastoral, dan keberpihakan. Hal ini merupakan upaya untuk menghidupkan kembali kualitas dan semangat sebagai Gereja Sinodal sebagaimana Gereja perdana. 

RD Yohanes Suparta selaku Ketua Umum pelaksanaan Sinode Para Uskup tingkat Keuskupan di Keuskupan Bogor menyampaikan bahwa melalui Sinode Para Uskup, kita sebagai umat yang telah dibaptis diingatkan akan panggilan bersama untuk menuju panggilan bersama. Maka kita mau menumbuhkan semangat sinodalitas. Hanya dengan jalan ini, kita bisa membawa Gereja ke arah yang lebih baik. 

Dalam sesi ini, Vikaris Jenderal Keuskupan Bogor tersebut memaparkan mengenai sinodalitas Keuskupan Bogor dalam perjalanannya. Ia pun mengajak peserta untuk mengingat kembali perjalanan sinodalitas Keuskupan Bogor yang diwujudkan dalam beberapa kegiatan yaitu: 

  • Sebelum Sinode 2002
  • Sinode 2002 
  • Tepas 2007 
  • Road Map I 2015-2019 
  • Sinode 2019 

Dan yang saat ini tengah dijalani adalah rekoleksi Pra Sinode Para Uskup ini adalah upaya menggumuli semangat “Berjalan Bersama” yang memberikan Roh dasar dalam menjalani sinodalitas dan yang dapat dilakukan setelah rekoleksi Pra Sinode Para Uskup ini adalah membagikan pengalaman rekoleksi dengan pastor dan dewan atau anggota komunitas lain, menggumuli hasil secara personal hingga mengalami “perjumpaan dengan Roh Kudus”, menghiduo doa “Datanglah Ya Roh Kudus” sebagai doa harian, mendorong inisiatif pastoral di lingkup reksa pastoral masing-masing dan dapat berkonsultasi mengenai pertobatan sinodal. 

Perayaan Ekaristi 

Seluruh peserta yang hadir diteguhkan dalam Perayaan Ekaristi yang dirayakan secara konselebrasi dan dipimpin oleh Mgr Paskalis Bruno Syukur didampingi RD Yohanes Suparta, RD Robertus Untung Hatmoko, RD Dominikus Savio Tukiyo dan RD Marselinus Wisnu Wardhana. 

“Kita diharapkan untuk senantiasa memperbaiki diri bagi Kristus dan dalam kehidupan berbangsa,” ujar Mgr Paskalis mengawali homili. 

Lebih lanjut, Uskup Keuskupan Bogor tersebut menyampaikan bahwa perutusan evangeli diyakini merupakan sebuah gerakan bertumbuh menuju Gereja yang bersinodal. Gereja yang berjalan bersama Yesus, sesama manusia dan alam ciptaan Tuhan. Semua itu digerakkan oleh Roh Kudus menuju persatuan yang abadi bersatu bersama Allah Bapa di surga. Namun perjalanan ini dimulai dengan persatuan bersama sesama dan alam ciptaan manusia. 

Momen rekoleksi yang dijalani selama tiga hari ini merupakan satu tahapan yaitu sebuah jeda atau perhentian sementara dari perjalanan yang telah dijalani. Dalam momen ini, menurut Mgr Paskalis, dapat membulatkan komitmen berjalan bersama dan merasakan aliran kebahagiaan karena terberkati oleh Tuhan. 

Gelar Pesta Syukur 

Rangkaian Pra Sinode Para Uskup  pun ditutup dengan pesta syukur dari berbagai penampil yang menyajikan Gelar Budaya Nusantara. Diawali dengan tarian dari Kepala Sekolah dan guru-guru dari SMA Mardi Yuana-Depok. 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

error: Content is protected !!