KEUSKUPANBOGOR.ORG- Bertujuan untuk mengembangkan kemampuan dan talenta bagi pegiat komunikasi sosial (komsos) di paroki-paroki yang berada di Keuskupan Bogor serta mempersiapkan sumber daya manusia yang profesional untuk melayani di parokinya masing-masing, Komisi Komunikasi Sosial Keuskupan Bogor bekerjasama dengan Universitas Multimedia Nusantara serta Seksi Komsos Paroki Santo Joannes Baptista, Parung mengadakan kegiatan pelatihan di bidang komunikasi sosial dengan tajuk ‘Communicate With Clarity’ pada hari Sabtu (1/10/2022) pagi yang bertempat di SMA Marsudirini, Telaga Kahuripan, Bogor.
Kegiatan pelatihan dibagi menjadi empat bidang yaitu kelas pelatihan penulisan artikel, pelatihan media sosial, pelatihan fotografi dan pelatihan desain grafis. Keempat pelatihan ini dianggap sebagai bidang-bidang komunikasi sosial yang perlu dikembangkan khususnya bagi pegiat komsos yang berkarya di paroki. Dalam kegiatan pelatihan ini, peserta yang hadir berjumlah 95 peserta yang merupakan anggota seksi komsos paroki di Keuskupan Bogor serta siswa-siswi Sekolah SMA Marsudirini.
Berproses Bersama
RD Yustinus Joned Saputra menyampaikan dalam sambutan pembuka bahwa kegiatan ini merupakan jawaban dari banyaknya permintaan akan kebutuhan pelatihan bagi pegiat komsos yang ada di paroki-paroki. Untuk itu, Ketua Komsos Keuskupan Bogor tersebut mengatakan pelatihan ini menjadi sebuah penguatan bagi pegiat komsos di paroki-paroki yang siap untuk melayani dalam bidang komunikasi sosial.
“Pada prinsipnya komsos adalah corong Gereja, yang akan menjadi garda terdepan dalam mencatat sejarah paroki maka perlu adanya penguatan dalam sdm,” tutur Pastor Diosesan Keuskupan Bogor tersebut.
Lebih lanjut, Pastor Paroki Santo Joannes Baptista, Parung tersebut berterima kasih kepada Universitas Multimedia Nusantara dan Seksi Komsos Paroki Santo Joannes Baptista, Parung yang telah mempersiapkan kegiatan pelatihan ini. Ia pun turut mengapresiasi keikutsertaan para peserta yang mau belajar dan berproses bersama dalam pelatihan ini.
Kinerja Pelayanan Komsos Sebagai Tim
Ignatius Haryanto, salah seorang narasumber yang memberikan pelatihan pada hari ini, dalam sesi pembuka yang membahas mengenai kinerja pelayanan komsos sebagai sebuah tim. Dosen Digital Journalism Universitas Multimedia Nusantara tersebut memulai materinya dengan mengutip beberapa pernyataan dari dokumen Gereja yang relevan digunakan oleh pegiat komsos hingga saat ini yaitu seperti pada dokumen Inter Mirifica dan dokumen Communio et Progressio (1971). Ia menyampaikan bahwa melalui dokumen-dokumen tersebut, tampak bahwa Gereja Katolik memperhatikan bidang komunikasi sosial.
Lebih lanjut, disampaikan pula mengenai tujuan dari berkomunikasi, antara lain adalah membangun solidaritas, mencatat sejarah atau peristiwa penting di sekitar kita serta menggunakan kemajuan teknologi yang ada untuk kepentingan membina persaudaraan dan solidaritas.
Lalu bagaimana menarik pesan-pesan tersebut untuk kepentingan umat di Keuskupan Bogor?
Ignatius Haryanto memaparkan beberapa hal yang dapat menjadi peluang bagi pegiat komsos di paroki dalam mengembangkan bidang komunikasi sosial di parokinya, antara lain:
- Membuat media komunikasi yang bisa merekatkan antar umat
- Membuat media komunikasi yang membantu kita semakin mengenali sekitar kita
- Mencatat peristiwa penting di sekitar kita seperti perkembangan umat, keluar masuknya Pastor Paroki
- Ada banyak potensi dalam umat yang perlu ditampilkan ke muka (anak-anak, pemuda, orang dewasa) mulai dari seniman, artis, publik figur, jurnalis, pejabat negara, usahawan, atlet olahraga)
Pelatihan Bidang Komunikasi Sosial
Setelah sesi pembuka, peserta diarahkan untuk memasuki kelas-kelas yang sudah dibagi sesuai dengan minat peserta, seperti: kelas fotografi, kelas desain grafis, kelas media sosial dan kelas penulisan artikel. Peserta tidak hanya menerima materi, namun juga dilatih dalam bidang yang mereka pilih tersebut.
Usai pelatihan, RD Yustinus Joned Saputra menyampaikan pesannya kepada para peserta yang hadir dan menegaskan bahwa menjadi anggota seksi komsos paroki harus siap untuk ‘tidak terlihat’ dan harus siap menerima konsekuensi dalam setiap karya pelayanan yang dijalani, termasuk ketika tidak mendapatkan pengakuan ataupun penghargaan atas apa yang dilakukan.
Hanya Ditujukan Kepada Tuhan
Menutup rangkaian kegiatan pada hari ini, dilaksanakan Perayaan Ekaristi yang dipimpin oleh RD Yustinus Joned Saputra. Dalam homili yang disampaikan, RD Joned menggarisbawahi tentang sebuah sifat dari pribadi kita untuk dihargai dan mendapatkan pengakuan oleh orang lain dalam karya yang dilakukan khususnya di bidang komsos.
Hal-hal yang tidak mengenakan tentu pernah dirasakan ketika melaksanakan pelayanan, namun hal yang perlu diingat adalah karya yang ditujukan hanya kepada Tuhan dan kesadaran bahwa apapun hal yang dilakukan hanyalah ditujukan kepada Tuhan dan menghadirkan karya keselamatan-Nya di muka bumi ini.
“Perlu keterbukaan hati untuk memohon kepada Tuhan agar dapat menerima pertolongan Tuhan untuk dimampukan menjadi pribadi yang tulus serta siap menjadi seorang pelayan bagi sesama,” pesan RD Joned.