KEUSKUPANBOGOR.ORG- Monsinyur Paskalis Bruno Syukur pada hari Senin (12/12/2022) siang memberkati gedung Wisma Stella Maris yang berada di Jalan Kidang Kencana No 2 Pelabuhan Ratu dan berada tepat di samping Gereja Stasi Santo Fransiskus Asisi, Pelabuhan Ratu. Gedung tersebut merupakan sebuah gedung yang diperuntukan sebagai penginapan yang dikelola oleh Yayasan Mardi Yuana Pusat Keuskupan Bogor.
Monsinyur Paskalis dalam sambutannya menyampaikan rasa syukurnya atas selesainya pembangunan Wisma Stella Maris. Uskup Keuskupan Bogor tersebut pun meyakini bahwa semua yang terlibat di dalam pembangunan wisma adalah orang-orang yang mau bekerja bersama Tuhan untuk mewujudkan kebaikan Tuhan di tempat ini.
Pemberkatan gedung diawali dengan Perayaan Ekaristi yang diadakan secara konselebrasi dipimpin oleh Monsinyur Paskalis Bruno Syukur dan didampingi RD Tarcisius Puryatno serta RD Stefanus Sri Haryono Putro. Perayaan Ekaristi ini turut dihadiri oleh Pengurus Yayasan Mardi Yuana Pusat, para donatur, perwakilan Dewan Pastoral Keuskupan Bogor, serta para umat dari Paroki Santo Joseph, Sukabumi dan Stasi Santo Fransiskus Asisi, Pelabuhan Ratu.
Dalam homili, Monsinyur Paskalis menyampaikan kekagumannya atas karya yang hebat dalam pembangunan gedung Wisma Stella Maris. Tidak hanya itu, bagi Uskup yang ditahbiskan pada 22 Februari 2014 tersebut, kekaguman akan kehebatan juga ditujukan pada Gereja yang hidup di Stasi Santo Fransiskus Asisi, Pelabuhan Ratu.
“Orang-orang yang percaya kepada Kristus senantiasa bertahan dan berusaha akan imannya kepada Kristus dalam Gereja Katolik bertahun-tahun di tempat ini,” ujarnya.
Lebih lanjut, Monsinyur Paskalis mengatakan bahwa perjuangan untuk membangun gedung Wisma Stella Maris merupakan sebuah jalan bersama dan kerjasama dari banyak pihak. Monsinyur Paskalis pun turut memuji keberanian Kepala Yayasan Pusat Mardi Yuana Keuskupan Bogor yaitu RD Stefanus Sri Haryono Putro yang secara berani mengambil peralihan pengelolaan gedung dan mengupayakan pembangunan gedung tersebut.
Kuasa Tuhan yang Berkarya
“Bagi saya, pembangunan ini merupakan kuasa Tuhan yang berkarya. Dia berkarya melalui kita sekalian, berkarya melalui uskup, para imam dan umat sekalian,” tegas Monsinyur Paskalis.
Gereja membuat karya baik dan perlu menumbuhkan keyakinan bahwa Tuhan melakukan kebaikan-kebaikan di tempat ini. Iman menjadi nyata melalui perbuatan-perbuatan baik yang dilakukan di dunia ini. Disinilah pentingnya kita melakukan karya-karya pembangunan di tempat ini, sehingga tempat ini dapat dinikmati oleh banyak orang. Gedung Wisma Stella Maris merupakan suatu karya yang perlu dikelola dengan baik agar dapat mewujudkan kehendak Tuhan melalui karya baik yang dilakukan di tempat ini.
Monsinyur Paskalis pun menyampaikan beberapa poin yang dapat direfleksikan dari peristiwa pada hari ini, yaitu antara lain:
Pertama, bahwa kita mau berjalan bersama mewujudkan kebaikan-kebaikan Tuhan di dunia. Tidak hanya melalui gedung tapi juga melalui relasi yang baik terhadap sesama.
Kedua, tidak berhenti untuk melakukan kebaikan-kebaikan. Kita diutus oleh Tuhan kemanapun kita pergi. Mari kita lakukan kebaikan-kebaikan dalam setiap karya yang dipercayakan kepada kita. Tatkala kita dianugerahi oleh Roh Kebaikan, maka kita dapat bersatu dengan kehendak Tuhan untuk melakukan karya besar Tuhan.
Alih Kelola Gedung
Sebelumnya, gedung Wisma Stella Maris bernama Wisma Sederhana dan dikelola oleh Paroki Santo Joseph, Sukabumi. Namun dalam perjalanannya, RD Stefanus Sri Haryono Putro selaku Ketua Yayasan Mardi Yuana Pusat Keuskupan Bogor diberikan kepercayaan oleh Keuskupan Bogor dalam mengelola gedung penginapan yang berada di area wisata Pelabuhan Ratu.
Menurut yang disampaikan oleh RD Stefanus Sri Haryono Putro, alih kelola dari Paroki Santo Joseph, Sukabumi ke Yayasan Mardi Yuana Pusat merupakan kesepakatan antara RD Tarcisius Puryatno selaku Pastor Paroki Santo Joseph, Sukabumi dengan dirinya. Hal ini dimaksudkan agar dapat memudahkan urusan administrasi dan perpajakan jika berada di bawah pengelolaan Yayasan Mardi Yuana Pusat.
RD Tarcisius Puryatno pun menyampaikan bahwa pembangunan Gedung Wisma Stella Maris merupakan wujud karya Keuskupan Bogor. Ia pun berharap agar gedung penginapan tersebut menjadi sarana bagi Keuskupan Bogor untuk melayani masyarakat. Ia pun mengatakan bahwa akan selalu ada kerjasama antara Paroki Santo Joseph, Sukabumi dengan Yayasan Mardi Yuana Pusat dalam pengelolaan gedung Wisma Stella Maris.
Stella Maris, Sebuah Nama Sebagai Harapan Agar Senantiasa Dilindungi
Pemilihan nama “Stella Maris” sebagai nama wisma, merupakan ide yang tercetus dari RD Stefanus Sri Haryono Putro. Pemilihan nama tersebut dimaksudkan agar Bunda Maria senantiasa melindungi dan memberkati gedung penginapan ini.
“Stella Maris merupakan salah satu gelar yang dimiliki oleh Bunda Maria, nama tersebut memiliki arti Bintang Samudra. Perubahan nama dari Wisma Sederhana ke Wisma Stella Maris melalui proses perizinan yang dibantu oleh umat Keuskupan Bogor. Puji Tuhan proses perizinan tersebut dapat dilalui,” jelas Pastor yang ditahbiskan pada 2 Februari 2002 tersebut.
Gedung Wisma Stella Maris memiliki 18 kamar yang terbagi menjadi tiga kelas sesuai dengan fasilitas di dalamnya yaitu Kelas Ekonomi, Standar dan VIP. Pastor Hari, begitu Ia disapa, menyampaikan rasa terima kasihnya kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam pembangunan gedung Wisma Stella Maris. Ia pun turut menyampaikan bahwa penginapan akan dikelola oleh karyawan-karyawan yang telah diseleksi sesuai dengan persyaratan yang dibuat oleh Yayasan Mardi Yuana.