Monsinyur Paskalis Membuka Pertemuan Forum Pendamping Buruh Nasional di Bogor

Loading

KEUSKUPANBOGOR.ORG – Perjalanan Forum Pendamping Buruh Nasional (FPBN) telah memasuki usianya yang ke-25. Setiap tahun, diadakan pertemuan secara nasional dan berkelanjutan, yang memiliki tujuan untuk merumuskan pola serta membangun jaringan yang lebih besar.

Selain itu, melalui pertemuan ini, FPBN memiliki tujuan untuk mendorong Lembaga Otonom (LO) yang memberdayakan serta mendukung para buruh dalam meningkatkan kualitas dan kemandirian kaum buruh ini untuk terlibat aktif dalam pertemuan yang rutin dilaksanakan tersebut. 

Pada tahun ini, Keuskupan Bogor berkesempatan menjadi tuan rumah penyelenggara pertemuan FPBN dengan mengusung tema kegiatan “25 Tahun FPBN Berjalan Bersama Pastoral Perburuhan Indonesia”. Pada hari Rabu, 7 Agustus 2024, kegiatan pertemuan dibuka dengan Perayaan Ekaristi yang dipimpin oleh Mgr Paskalis Bruno Syukur. 

Kegiatan yang dilaksanakan di Rumah Retret Samadi Shalom ini, dihadiri peserta yang berasal dari berbagai keuskupan seperti; Keuskupan Agung Semarang, Keuskupan Malang, Keuskupan Surabaya, Keuskupan Purwokerto, Keuskupan Agung Jakarta, Keuskupan Bogor, Keuskupan Bandung, Keuskupan Tanjung Karang, Keuskupan Palembang, Keuskupan Agung Makasar, Keuskupan Pangkalpinang, dan Keuskupan Banjarmasin. 

RD Thomas selaku Pastor Moderator menyampaikan dalam sambutannya bahwa Ia berterima kasih kepada setiap yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan ini. 

“Terima kasih untuk para panitia yang telah mempersiapkan kegiatan ini. Serta terima kasih kepada para peserta yang hadir pada hari ini. Ini adalah momen yang spesial karena mencapai usia ke-25 adalah perjalanan panjang. Ia pun mengajak untuk dapat berproses bersama dan berjalan bersama,” pesannya. 

Tidak Berjalan Sendiri 

Memulai rangkaian kegiatan selama tiga hari, dilaksanakan Perayaan Ekaristi yang dirayakan secara konselebrasi dipimpin oleh Mgr Paskalis Bruno Syukur. Dalam homili yang disampaikan oleh Monsinyur Paskalis, Ia menyampaikan bahwa para pendamping buruh adalah sosok yang senantiasa berjuang. 

Kalau bukan karena ikut serta dalam karya keselamatan Allah, kita tidak mungkin tetap bertahan dalam perjalanan 25 tahun ini. Kita diajarkan oleh Gereja untuk dapat belajar dari orang-orang yang kita dampingi, kita belajar dengan orang yang berjalan bersama kita. Tuhan memberikan kekuatan kepada kita yang melibatkan kita pada karya keselamatan-Nya,”

Lebih lanjut Sekretaris Jenderal Konferensi Waligereja Indonesia tersebut menyampaikan bahwa Tuhan bisa saja bekerja sendiri namun Tuhan memberikan kesempatan bagi manusia untuk berjalan bersama-Nya dan bekerja sama dalam karya keselamatan yang Tuhan rancang untuk mewartakan kebaikan. Maka perlulah kita selalu mengandalkan Tuhan dalam menjalankan misi yang diberikan oleh Tuhan. 

“Ingatlah kalian tidak berjalan sendirian. Tuhan senantiasa menyertai, Gereja senantiasa memberikan dukungan serta ada pula teman-teman seperjuangan yang berjalan bersama kalian. Karena segala apa yang kita lakukan adalah demi kebaikan bersama,” pesannya.

Roh Keterlibatan 

“Tema berjalan bersama yang diambil merupakan semangat yang ingin terus digaungkan dan menguatkan karya pelayanan kita,” ujar Monsinyur Paskalis mengawali sesi refleksi bersama para peserta. 

Monsinyur Paskalis pun turut menyampaikan bahwa dalam dokumen-dokumen Paus Fransiskus, unsur sukacita selalu menjadi tema utama dalam seruannya. Unsur sukacita menjadi bagian penting yang Paus Fransiskus ingin ungkapkan bagi mereka yang ingin berjumpa dengan Yesus Kristus. Semua sukacita yang berkaitan dengan Tuhan untuk mendorong hidup yang kita jalani. 

Dalam konteks pendampingan buruh, unsur sukacita adalah semangat yang mesti dihidupkan. Gereja mengajarkan kepada kita untuk memberi perhatian kepada masalah-masalah sosial dan apa yang kita lakukan tersebut hendaklah dalam kondisi sukacita agar mendorong kita untuk terus berkarya. 

“Kita mempunyai kekuatan yang mendorong kita untuk menggerakkan karya-karya pendampingan,” tuturnya. 

Berkaitan dengan perhatian pada kaum Buruh, Paus Fransiskus dalam audiensinya bersama Pekerja Kristen Italia menyampaikan bahwa semua pekerja hendaknya disambut Gereja dan mendampingi fase transformasi yang dihadapi. Paus Fransiskus meminta anggota gerakan untuk membuat komitmen khusus untuk memperhatikan para pekerja terutama yang miskin dan tidak berdaya.

“Beliau mengingatkan agar kaum buruh mendapat tempat di dalam Gereja kita. Artinya Gereja harus memberikan perhatian bagi para buruh atau pegawai,” tegas Monsinyur Paskalis. 

Gereja memberi perhatian pada kaum buruh serta masalah yang dihadapi. Dengan adanya ajaran Gereja yang jelas sekali memperhatikan persoalan terkait dengan hal-hal sosial. Peran pendamping buruh amat dibutuhkan khususnya di keuskupan masing-masing untuk mewujudkan apa yang dicita-citakan oleh Gereja untuk memperhatikan kehidupan para buruh, baik kehidupan sosial maupun rohaniah. Bukan hanya masalah upah, namun juga memperhatikan masalah ketidakadilan, penindasan serta ketimpangan. 

Kehadiran para pendamping buruh diharapkan menjadi teman seperjalanan bagi kaum buruh agar tidak merasa berjuang sendirian. 

“Semangat yang dipegang adalah anda sekalian menjadi wajah Gereja untuk mendampingi kaum buruh,” harap Monsinyur Paskalis kepada para  pendamping buruh yang hadir.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Enable Notifications OK No thanks