KEUSKUPANBOGOR.ORG – Bertepatan dengan peringatan Hari Pohon Sedunia yang jatuh pada tanggal 21 November 2024, Keuskupan Bogor melakukan aksi penanaman pohon. Sejumlah 75 bibit pohon yang dari berbagai jenis tanaman ditanam di area lahan Gua Maria Bukit Kanada (GMBK), Rangkasbitung. Ada 7 Pohon Besar sebagai lambang sakramen, dan 68 pohon kecil sebagai lambang umat beriman.
Kegiatan ini pun turut menjadi bagian dalam rangkaian perayaan ulang tahun Keuskupan Bogor, dan menjadi simbolisasi keberlanjutan hidup yang penuh sukacita dan pengharapan.
Kegiatan penanaman pohon diawali dengan Ibadat pembuka di depan Goa Maria yang dipimpin oleh RD Bonifasius Heribertus Beke.
Rekan Sekerja Allah
Mgr Paskalis Bruno Syukur selaku Uskup Keuskupan Bogor menyampaikan dalam homilinya bahwa penanaman pohon harus menjadi habitus yang akan terus dilakukan terus-menerus sebagai ciri khas orang beriman yang merawat alam ciptaan sebagai rekan sekerja Allah.
“Kita sebagai manusia adalah rekan sekerja Allah untuk memelihara bumi ini. Dalam Kitab Kejadian, kita memahami bahwa seluruh alam ciptaan Tuhan diakui sebagai hal yang baik adanya,” tutur Monsinyur Paskalis.
Dalam konteks kegiatan hari ini, Monsinyur Paskalis turut menyampaikan bahwa kegiatan penanaman pohon merupakan penekanan dari Gereja soal perubahan diri kita yang apakah mau menjadi kawan sekerja Allah untuk merawat alam ciptaan-Nya. Allah tidak meninggalkan kita dan kita mengakui bahwa Allah yang menebus dan menyelamatkan kita. Tentu saja dalam penyelenggaraan-Nya, Allah ingin menyelamatkan kita.
Monsinyur Paskalis pun mengutip perkataan dari Santo Paulus yang mengatakan kepada jemaatnya di Korintus bahwa “aku menanam dan apolos yang menyiram tetapi Allah yang memberi pertumbuhan. Yang terpenting bukanlah yang menanam maupun yang menyiram namun Allah yang memberi pertumbuhan”
Lebih lanjut, Sekretaris Jenderal Konferensi Waligereja Indonesia tersebut mengatakan bahwa tindakan simbolis penanaman pohon ini adalah untuk mengajak kita semua untuk melanjutkan karya baik merawat alam ciptaan namun yang paling terpenting adalah mengikuti kehendak Tuhan. Sejak semula kehendak Tuhan menciptakan alam ini adalah demi kebaikan. Tugas kita adalah merawat dan menjaga alam yang Tuhan berikan kepada kita dan tindakan merawat alam adalah cara kita untuk mengikuti kehendak Tuhan untuk membawa keselamatan.
“Kita diingatkan kembali dalam konteks penanaman pohon ini bahwa kita diajak dalam satu perjalanan yang kita sebut sebagai perjalanan sinodal. Paus Fransiskus mengingatkan kita bahwa Sinodalitas tidak berhenti di ruang rapat namun harus terus berjalan di dalam diri orang yang mengimani Gereja Katolik. Kita melanjutkan perjalan sinodal kita yang dapat juga kita sebut sebagai perjalanan pertobatan yang artinya memperbarui relasi kita. Relasi kepada sesama dan juga alam ciptaan. Dalam konteks ini, alam ciptaan bukanlah objek namun subjek. Jika kita mau meneladani Santo Fransiskus Asisi yang memandang bahwa alam ciptaan adalah saudari kita. Saya kira jika kita mau membangun semangat pertobatan maka kita juga mau bersaudara dengan alam ciptaan,” tegas Monsinyur Paskalis.
Dalam kesempatan penanaman pohon ini kita diingatkan bahwa sebagai manusia perlu untuk memelihara keindahan. Tuhan menciptakan semua indah pada waktu-Nya dan kita sebagai manusia sebagai rekan sekerja Allah pun semestinya merawat dan memperindah alam ciptaan demi menjadikan rumah kita bersama sebagai teman yang bersih dan indah.
“Peristiwa penanaman pohon ini bukanlah peristiwa di tengah jalan. Peristiwa ini kita menumbuhkan semangat umat kita yang mencintai alam ciptaan. Bukan sebagai puncak atau akhir namun memulai untuk meneguhkan langkah kita. Menciptakan bersama Allah dunia ini,Tuhan memberikan kesempatan kepada kita untuk meneruskan karya ciptaan-Nya,” tegasnya.
Usai ibadat, bibit-bibit pohon yang ditanam diberkati oleh Monsinyur Paskalis.
Sambutan-sambutan
RD Ignatius Heru Wihardono selaku Ketua Pelaksana Perayaan HUT 75 Keuskupan Bogor menyampaikan bahwa dalam rangka perayaan ulang tahun Keuskupan Bogor yang ke-75, Uskup Keuskupan Bogor ingin mengajak kita semua untuk semakin bersaudara dengan sesama dan alam ciptaan. Dalam konteks penanaman pohon ini, kita diajak untuk merawat alam ciptaan dan memeliharanya sebagai rekan sekerja Allah.
“Ajakan Bapak Uskup harus kita dukung dengan tindakan dan sikap kita. Semoga dengan penanaman pohon ini yang memiliki simbolisasi membangun kebersamaan ini untuk merawat bumi, rumah kita bersama untuk membawa harapan baru yang membawa kebaikan bagi kita bersama,” tutur Romo Heru
Dalam kesempatan ini, Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Banten yaitu H. Romli turut hadir serta menyampaikan ucapan selamatnya kepada Keuskupan Bogor atas ulang tahun yang dirayakan. Selain itu Beliau pun menyampaikan bahwa kerukunan umat beragama adalah hal yang penting dan patut kita syukuri atas keragaman yang telah Tuhan ciptakan di bumi ini.
“Selama kita sebangsa dan senegara maka artinya kita adalah saudara terlepas dari suku, agama dan latar belakangnya. Kita patut bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena kita dilahirkan di negara Indonesia,” tuturnya.
Usai sambutan-sambutan, kegiatan dilanjutkan dengan penampilan dari anak-anak dan remaja yaitu dari Siswi-siswi SMP Mardi Yuana, Rangkasbitung dan Sekami Rangkasbitung.
Kemudian Monsinyur Paskalis, para Romo dan tamu undangan yang hadir berjalan menuju lahan area penanaman pohon untuk menanam bibit-bibit pohon yang telah disediakan.