Pastoral Basis Data Mantapkan Semangat Pastoral yang Relevan

Loading

Cisarua – keuskupanbogor.org : Pastoral berbasis data memiliki potensi yang sungguh besar dalam memberikan petunjuk arah pastoral gerejawi yang relevan. Lewat data yang terbarukan dapat dipetakan berbagai macam hal yang sungguh dapat membantu tim pastoral baik tingkat keuskupan, paroki dan komisi.

Kajian ini dibahas dalam Temu Imam yang diselenggarakan di Villa Erema, Cisarua, Selasa, 28/1. Mgr Paskalis dan sejumlah pastor yang ada di Keuskupan Bogor hadir bersama dalam pertemuan yang berlangsung hingga esok ini (Rabu, 29/1).

Bapa Uskup Mgr Paskalis dan sejumlah imam serta frater Tahun Orientasi Pastoral mengikuti Temu Imam di Villa Erema, Cisarua, 28 -29 Januari 2020. (Foto : RD David)

Tim MSI Keuskupan Bogor yang dipimpin oleh Romo Monang (Sekretaris Keuskupan Bogor) dengan bantuan Bapak Meiling Situmorang dan Bapak Bayu memberikan paparan terkait data umat Keuskupan Bogor yang telah diperbaharui (yang tercatat dalam server MSI hingga akhir Desember 2019).

Buah positif dari Sinode II Keuskupan Bogor salah satunya adalah gerakan para tim MSI paroki yang memperbaharui data-data umatnya. Terjadi sebuah peningkatan validitas data meskipun hal ini belum sempurna.

Mgr Paskalis sharing bersama Tim MSI Keuskupan Bogor (Romo Monang, Bapak Melling dan Bapak Bayu). (Foto : RD David)

“Apakah di paroki itu tidak ada perkawinan sepanjang tahun 2019? Atau tenaga sekretariat tidak memperbaharui data?”, demikian papar Pak Melling melihat adanya kejanggalan data yang terekam dalam server MSI.

Demikian pula dengan Pak FX Bayu Rahardjo yang memetakan kondisi geografis Keuskupan Bogor, tingkat toleransi di masing-masing kabupaten, indeks demokrasi, dan jumlah pengangguran.

FX Bayu Rahardjo (staff MSI Keuskupan Bogor) menjawab pertanyaan para imam terkait data-data MSI. (Foto : RD David)

Terkait data lingkungan hidup, umat keuskupan bogor berada dalam wilayah yang tidak menggembirakan. Indeks kualitas udara, air dan luas tutupan lahan paling rendah di jawa barat. Masalah lingkungan hidup masing-masing dekanat pun khas dan beragam seperti misalnya Dekanat Utara – masalah air (Setu), Selatan – alih fungsi hutan jadi pemukiman. 

Data bukan hanya sekedar untuk dikumpulkan tetapi lebih lanjut adalah pemanfaatannya untuk memberikan rujukan bagi keuskupan dan paroki dalam merancang kebijakan pastoral serta untuk kebutuhan praktis. “Ketika butuh darah golongan tertentu maka di umat bisa langsung terbaca lewat data”, demikian Romo Agus menambahkan.

Bapa Uskup Mgr Paskalis mengajak para imam mulai belajar data keperluan pastoral. (Foto : RD David)

Mgr Paskalis mengapresiasi kerja dari Tim MSI. Bapa Uskup mengajak para imam dan calon imam untuk mempelajari data. “Ini akan menjadi gerakan bersama dengan menekankan pastoral berbasis data”, tuturnya. “Pastor harus bisa check dan update data”, tambahnya.

Romo Swasono pun menilai sungguh baik reksa pastoral berbasis data agar para imam tidak hanya menentukan pastoral berdasarkan asumsi atau prediksi semata.

(RD David)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

error: Content is protected !!