Yohanes 3:7-15
Apakah kita sulit untuk mempercayai orang lain? Mungkin beberapa di antara kita sulit untuk mempercayai orang lain atau mengalami trust issue. Alasannya pun beragam seperti pernah disakiti, dikhianati, dikecewakan, atau bahkan diabaikan orang lain. Faktor-faktor ini membuat kita membatasi diri untuk membuka diri karena takut hal yang sama terjadi lagi. Tindakan ini seringkali memberikan dampak buruk dan membuat diri semakin jatuh dalam keterpurukan akan persepsi-persepsi negatif. Tentunya hal ini akan berdampak pula pada rasa tidak bahagia ataupun sukacita.
Dalam injil hari, kita melihat tindakan skeptis atau bahkan tidak percaya sama sekali yang dilakukan Nikodemus. Sebagai manusia biasa tentunya ia pun memiliki keterbatasan menangkap apa yang Tuhan ingin berikan. Keterbatasannya atau kelemahannya ini membuat ia tidak mampu mencerna maksud yang lebih dalam dari pesan Tuhan. Ia terlebih dahulu membentengi dirinya dengan perspektif ketidakmungkinan, sehingga apa yang Yesus ajarkan baik mengenai dunia atau surga hanyalah sebuah ketidakmungkinan saja.
Nikodemus yang dahulu ada bersama Yesus juga seringkali kita temui dalam diri kita atau orang-orang sekitar. Kita yang telah mendengar perkataan Yesus seringkali hanya mendengar dan tidak mempedulikannya. Kita jatuh dalam trust issue yang kita buat sendiri. Padahal Yesus sendiri selalu berusaha menyapa kita dan tidak mengabaikan kita. Akan tetapi, dengan keangkuhannya manusia malah bertindak bodoh dengan tidak mempercayai perkataan Yesus karena ketakutan-ketakutan duniawi. Sudah siapkah kita bangkit dan tidak membatasi diri dalam keterpurukan dan kelemahan, sehingga bisa mencapai sukacita sejati bersama Kristus yang telah bangkit?
Jeremia Setiadi/Skolastikat I
