Komisi Komsos Keuskupan bogor bekerjasama dengan Komisi Komsos Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) dan Seksi Komsos Paroki Santa Maria Fatima, Sentul City menggelar pelatihan sinematografi dalam menyambut Hari Komunikasi Sosial Sedunia ke-57 yang berlangsung di Farm Organic Pelangi, Babakan Madang, Bogor. Ini kali kedua Keuskupan Bogor sukses mengumpulkan seluruh penggiat komsos se-keuskupan Bogor, setelah tahun 2022 lalu berhasil mengadakan ajang silaturahmi komsoser.
Di tahun ini, kegiatan bertajuk “Tatap Muka dan Penguatan SDM Komsos Paroki Sekeuskupan Bogor”. Kegiatan yang berlangsung selama dua hari yaitu pada hari Sabtu-Minggu, 13-14 Mei 2023 ini dihadiri oleh peserta berjumlah 80 orang yang merupakan penggiat komsos di 21 paroki yang berada di Keuskupan Bogor.
Kegiatan di hari pertama fokus pada pelatihan pembuatan film dokumenter (Sinematografi) yang dibawakan oleh RP. FX Murti Hadi, SJ yang lebih akrab disapa Moti bersama dengan rekannya yaitu Nikodemus Kristi Nugroho. Keduanya merupakan berasal dari SAV PUSKAT Jogjakarta.
Pelatihan ini bertujuan untuk mempersiapkan para anggota seksi komsos paroki untuk membuat film dokumenter sejarah paroki dalam menyambut 75 tahun berdirinya Keuskupan Bogor. Hal ini pun ditekankan oleh RD. Ignatius Heru Wihardono dan RD. Yustinus Joned Saputra.
Setelah welcome speech , lebih lanjut Romo Murti menyampaikan sekilas profil perjalanan pelayanannya di bidang audio visual di berbagai kota di Indonesia. Romo Murti sudah berkarya di bidang audio visual sejak 1998 hingga saat ini bekerja sama dengan Universitas Sanata Dharma.
Kulik Tuntas Film Dokumenter
Film dokumenter adalah film yang berisi rekaman kejadian aktual. Sebelum memulai pelatihan, Romo Murti menyajikan empat video untuk memperkenalkan ragam film dokumenter. “Saya mau setiap paroki nantinya menghasilkan film dokumenter sejarah paroki masing-masing.” Ungkapnya sembari memutar video. Film dokumenter adalah genre yang menghidupkan dokumen. Adapun contoh film dokumenter yang disajikan adalah:
A. Video dokumenter company profile Universitas Sanata Dharma sebagai referensi untuk membuat profil paroki. Company profile dan profil paroki dapat disajikan dengan official video dan official lirik.
B. Pemutaran Video Dies natalis Sanata Dharma. Video ini menyajikan sejarah berdirinya Universitas Sanata Dharma. Dokumenter sejarah dapat disajikan dengan refleksi nyata, menemukan tokoh-tokoh lama dan foto masa lalu. Disinilah fungsi sinematografer untuk mencari spot terbaik di paroki sebagai bahan film dokumenter.
C. Video berbasis nilai budaya dengan konsep someone to go with yang artinya penonton mengikuti bahkan merasakan sajian video. Dalam dokumenter ini, film dikaitkan dengan hiburan dan menampilkan kekhasan budaya di paroki. Kita diajak untuk ikut terjun langsung merasakan apa yang ditayangkan dan inilah yang disebut menarik ketertarikan penonton.
D. Pemutaran video based on issue
Dokumenter based on issue adalah video yang fokus menampilkan satu isu. Contohnya isu lingkungan serikat tani atau ekologi. Sinematografer dituntut untuk mahir berbicara sesuai naskah yang sudah disiapkan agar tetap sejalan dengan isu yang diangkat.
Apa yang harus ditampilkan ?
Dalam membuat film dokumenter, kita tidak boleh lepas dari fakta. “Namun penting juga untuk menghindari agar tidak terjadi konflik ketika menayangkan sebuah dokumenter. Karena saya pernah mendapatkan kritik dari penonton bahwa ada satu poin yang tidak sesuai, sehingga saya harus mereview kembali hasil wawancara dengan narasumber.” Ungkap Romo Murti. Berikut adalah poin-poin yang harus kita tampilkan dalam film dokumenter:
- Aktual: Berdasarkan fakta, bukan fiksi atau rekaan
- In Depth/Kedalaman : Pembahasan secara meluruh , tuntas dan menyeluruh.
- Kedalaman informasi
Tahap Produksi Film Dokumenter
Romo Murti membawakan materi proses pembuatan film agar peserta paham bagaimana alur terciptanya sebuah karya dokumenter. Secara besar ada tiga tahap pembuatan film, yaitu pra-produksi, produksi dan post produksi.
1. Pra Produksi
Pra produksi adalah proses sebelum pembuatan film, yang terdiri-dari pencarian ide, riset isi, riset lokasi, tema, sinopsis, treatment, naskah dua sisi dan shooting script.
2. Produksi
Pada tahap ini peserta langsung dibagi menjadi 7 kelompok untuk praktik membuat project shot kamera sesuai materi arahan Romo Murti yaitu
3. Post Produksi
Setelah peserta menyelesaikan produksi shooting script,
Romo Murti didampingi Kak Niko mereview setiap hasil shoot setiap kelompok dan langsung melakukan editing video bersama disaksikan langsung semua peserta. Post produksi adalah tahap akhir produksi film yang terdiri dari pemilihan shoot, cut, editing online, color grading, mixing, mastering dan screening.
Dalam tahap editing ini, Romo Murti dan Kak Niko menggunakan aplikasi Adobe premiere hingga proses resolusi penyimpanan file yang cocok untuk film dokumenter yaitu video dengan format MP4 dengan resolusi high bitrate.
Sapaan Bapa Uskup ‘Komsos adalah Tentara Gereja’
Di penghujung acara, peserta pelatihan komsos dikejutkan dengan kehadiran Bapa Uskup Bruno Syukur. Uskup Paskalis menyapa semua komsoser yang hadir dalam ruangan pelatihan. Beliau sangat bangga melihat atensi dan antusias para komsoser dari berbagai paroki Bogor mengikuti pelatihan film dokumenter hari ini. Uskup menegaskan lagi “Komsos mempunyai tugas untuk membuat film dokumenter sejarah paroki masing-masing dalam menyambut 75 tahun keuskupan Bogor.”
Beliau mengatakan bahwa ajaran gereja menjawab tantangan zaman. Sebagai anggota komsos, kita harus bertanggung-jawab mengkomunikasikan injil sebagai jalan bagi seluruh umat. Sehingga konten sangat penting untuk disebarkan dan konten harus menjangkau dengan sarana yang ada. Lebih-lebih lagi Uskup Paskalis mengatakan, “Tidak cukup hanya menulis surat gembala, kita harus menjadikannya konten tiktok. Kita berusaha menyampaikan ajaran gereja ke masyarakat luas, karena itulah Komsos disebut tentara gereja yang menghidupkan. Saya berharap semakin banyak orang muda yg dilibatkan dalam keanggotaan komsos.” Tuturnya mengakhiri sapaan untuk peserta pelatihan.
Penampilan Hasil Karya Video
Selesai sudah materi kompleks perfilman dari Romo Murti dan Kak Niko. Setiap kelompok menampilkan hasil karya produksi film , yaitu video perpaduan pra-produksi, produksi dan post produksi yang dikemas dalam tayangan singkat dan dinilai langsung oleh Romo Murti.
Mengumpulkan Kekayaan Paroki
Sebagai penutup, Romo Murti selaku narasumber mengakhiri pelatihan produksi film sebagai penguatan SDM Komsos paroki se-keuskupan Bogor dengan menugaskan setiap komsos mencari dan mengumpulkan kekayaan paroki masing-masing dan menyebarluaskan ciri khas parokinya ke media luas.
Nissa Tumanggor – Komsos Keuskupan Bogor
Mantap selalu semangat …