Saya Muslim dan Jalani Syariat Islam Tetapi Saya Cinta Yesus

Jakarta – keuskupanbogor.org : Pernyataan tersebut disampaikan oleh Menteri Sosial Republik Indonesia, Dr. Agus Gumiwang Kartasasmita, M.Si dalam Perayaan Natal yang digelar Badan Pelayanan Umat Kristiani Kementerian Sosial Republik Indonesia (kamis,24/01/2019). Kehadiran beliau dalam perayaan ini merupakan sebuah kegembiraan dan sukacita yang luar biasa. “Sejak kecil saya sekolah katolik dan ikut di kelas agama katolik. Hal ini jadi pengalaman berharga karena saya paham bahwa semua agama mengajarkan yang baik”, papar beliau.

Dengan tema Natal “Kamu adalah terang dan garam dunia (Matius 5:13-14) dan sub tema “Melalui Semangat Natal Kita Kembangkan Kesetiakawanan Sosial Untuk Kesejahteraan Sosial Bagi Sesama”, perayaan dan ibadah Natal ini dihadiri oleh segenap keluarga besar karyawan kementerian sosial baik yang masih aktif maupun sudah purnakarya, mahasiswa Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial – Bandung dan berbagai tamu undangan. “Natal menjadi momen mengenang kelahiran Yesus yang membawa damai dan selamat. Saya mendukung tema yang dipilih panitia. Tema ini akan selalu relevan mengingat bangsa kita adalah bangsa yang besar dan berbhinneka”, jelas Bapak Menteri yang saat itu hadir berkemeja putih. Acara ini penting dalam lingkungan kementerian sosial. Semangat kebersamaan harus dijaga dan saya senang bisa hadir”, pungkasnya. Sekitar Pkl. 18.00 Pak Menteri mengakhiri kunjungannya dengan terlebih dahulu menyempatkan diri untuk berfoto bersama segenap hadirin yang meminta berfoto bersama. Dalam perayaan ini pula Bapak Agus memberikan tali kasih kepada anak-anak panti asuhan.

Perayaan Natal kemudian dilanjutkan dengan Ibadah Natal yang dipimpin oleh RD David dari Paroki Santo Thomas Kelapa Dua yang dibawakan dengan setengah memandu acara (MC). Pendeta Agus Sugianto, S.Th memberikan renungan Natal yang mengajak semua hadirin untuk menjadi terang dan garam dunia. Kehadiran Pak Menteri mampu menjadi garam dan terang bagi kita semua. Kini mampukah kita juga menjadi garam dan terang terlebih bagi mereka yang berbeda iman dan keyakinan?