KEUSKUPANBOGOR.ORG- Pada hari Sabtu, 2 November 2024 Paroki Hati Maria Tak Bernoda, Cicurug menjadi pemberhentian perjalanan Kirab Misi dalam rangka Perayaan 75 Tahun Keuskupan Bogor.
“Hari ini menjadi hari yang istimewa karena kehadiran Bunda Maria serta Salib Misi di paroki kita. Kehadiran ini menjadikan kita bersukacita dan bergembira bersama,” tutur RD FX. Suyana.
Lebih lanjut, Pastor Paroki Hati Maria Tak Bernoda tersebut berpesan agar semua tetap bersemangat dalam mengikuti rangkaian kegiatan Kirab Misi di paroki ini.
Kemudian giliran Mgr Paskalis Bruno Syukur yang menyampaikan bahwa dirinya sangat senang berjumpa dengan anak-anak dan remaja di paroki ini.
“Saya ucapkan terima kasih kepada para orangtua yang membimbing anak-anak mereka untuk bertumbuh dalam iman,” tutur Monsinyur Paskalis.
Usai disampaikan sambutan-sambutan, kegiatan dilanjutkan dengan tampilan-tampilan dari anak-anak dan remaja seperti tutur Kitab Suci, dan tari-tarian.
Usai tampilan, salah satu peserta Teens School of Mission (TSOM) Keuskupan Bogor yaitu Andrea memberikan sharing pengalamannya saat menjalani kegiatan TSOM Nasional.
Audiensi Bersama Uskup
Audiensi Kirab Misi dibuka dengan pertanyaan dari seorang anak bernama Sensha yang bertanya mengapa Bapak Uskup dan para Romo tidak boleh menikah. Kemudian ditanggapi oleh Monsinyur Paskalis yang mengatakan bahwa Uskup dan para Romo tidak menikah karena memang panggilan menjadi Imam salah satu persyaratannya adalah meninggalkan yang lain untuk mengabdikan diri pada Kerajaan Allah. Tuhan meminta para Imam untuk mengabdikan diri kepada Tuhan dan hanya berfokus kepada-Nya.
Kemudian pertanyaan dari seorang remaja bernama Aira yang merupakan peserta TSOM. Ia bertanya soal apa bedanya Keuskupan Agung dan Keuskupan Sufragan. Lalu dijawab oleh Monsinyur Paskalis yang mengatakan bahwa Keuskupan Sufragan adalah persekutuan dari Keuskupan Agung. Keuskupan Agung adalah koordinator dari keuskupan terdekatnya. Hal ini agar memudahkan dalam berkoordinasi soal kebijakan-kebijakan Pastoral. Namun, Keuskupan Sufragan tidak lebih rendah dari Keuskupan Agung, bedanya adalah Keuskupan Agung dalam hal tertentu menjadi penanggung jawab.
Lalu ada pertanyaan dari seorang anak bernama Philip yang menanyakan sejak kapan Bapak Uskup menjadi Uskup. Kemudian dijawab bahwa Monsinyur Paskalis ditahbiskan pada 22 Februari 2014.
Kemudian giliran pertanyaan dari Yulia seorang siswi Mardi Yuana yang bertanya seperti apa struktur kepemimpinan di Keuskupan. Lalu dijawab oleh Monsinyur Paskalis bahwa ada 38 Keuskupan di Indonesia. Dalam setiap Keuskupan pemimpinnya adalah Uskup didampingi dengan para Pastor. Dalam setiap Keuskupan ada pembagian wilayah yang disebut dengan paroki. Dalam hal memimpin umat, pemimpin dalam paroki adalah Pastor Paroki. Kemudian, di paroki juga ada pembagian wilayah dan lingkungan. Dan pemimpin utama umat Katolik adalah seseorang yang disebut Paus.
Perayaan Ekaristi
Rangkaian kegiatan pada hari ini ditutup dengan Perayaan Ekaristi yang dirayakan secara konselebrasi, dipimpin oleh Mgr Paskalis Bruno Syukur didampingi RD FX Suyana, RD Stefanus Sri Haryono Putro, RD Yosef Irianto Segu dan RD Wolfgang Amadeus Mario Sara.
Dalam homili yang disampaikan, Monsinyur Paskalis mengatakan dalam rangka Kirab Misi, kita mengarak patung Bunda Maria dan Salib Misi. Gereja Keuskupan Bogor melalui Kirab Misi ingin mengenangkan kembali perjalanan 75 tahun Keuskupan Bogor yang senantiasa disertai oleh Tuhan Yesus dan Bunda Maria.
Keuskupan Bogor juga ingin mengungkapkan rasa syukur atas kehadiran anak-anak dan remaja di seluruh paroki di Keuskupan Bogor. Lebih lanjut, Sekretaris Jenderal Keuskupan Bogor tersebut menyampaikan bahwa dirinya selalu senang berjumpa dengan anak-anak dan remaja dalam setiap audiensi yang dilakukan.
“Betapa menyenangkannya mendengarkan suara anak-anak dan remaja dan ini lah yang ingin kita kembangkan agar mereka semakin rajin berdoa kepada Tuhan,” tutur Monsinyur Paskalis.
