Romo Segu: Tuhan Sederhanakan Yang Rumit

Loading

Sukatani – keuskupanbogor.org : “Tiga belas tahun pendidikan jadi imam. Bukan waktu yang sebentar dan tampaknya rumit. Setelah dijalani ternyata Tuhan sedernanakan yang rumit”, pungkas Romo Segu mengawali homilinya.

Dalam Misa Perdana di Kuasi Paroki Bunda Maria Ratu – Sukatani, Romo yang ditahbiskan pada 18 Oktober yang lalu ini mengisahkan perjalanan panggilannya. Ia memberikan motivasi agar banyak anak – anak mau menjawab panggilan Tuhan.

Misa perdana Romo Segu di Kuasi Paroki Bunda Maria Ratu, Sukatani, Sabtu (26/10). Foto : RK

“Proses Tuhan menyederhanakan perjalanan panggilan sungguh terasa. Pengalaman celana robek seolah menunjukkan Tuhan ingin merobek kebodohan saya”, tuturnya mengisahkan perjalanan hidup di seminari yang kala itu menjuarai prestasi akademik.

Imam baru ini merasakan kekecewaan yang memacunya untuk menjadi imam. Kala itu Segu kecil ditugaskan menjadi misdinar. Ternyata romo tidak jadi datang. Datanglah prodiakon untuk memimpin ibadat sabda.

Sudah tidak jadi misa, pakaian misdinar dilepasnya, ternyata celananya pun robek. “Saya nanti harus jadi imam gantikan Romo Toro”, kelakarnya dalam hati saat itu. Pengalaman ini membekas dan memotivasinya untuk mau menjadi imam.

Tampak Romo Dion menikmati tarian dalam acara ramah tamah Misa Perdana Romo Segu. (Foto : RD David)

Jika dahulu ayahnya mendidiknya dengan keras dengan ancaman “kayu” (terjemahan : pukulan), kini Romo Segu dihantar untuk hanya tunduk dan takut pada Kayu Salib, ungkap Romo Dion dalam sambutannya.

“Malam ini kita bersyukur atas imam baru yang berasal dari Kuasi Paroki Bunda Maria Ratu. Mari kita rayakan rasa syukur ini dan jangan buru-buru pulang”, ajaknya kepada semua umat.

Bagi Romo Segu yang terlahir di Depok, budaya Flores diakuinya sebagai budaya yang tidak terlalu dipahaminya. “Saya Flores super KW”,ungkapnya. “Saya tidak paham bahasa yang tadi digunakan dalam acara adat”, tambahnya.

Upacara adat Flores dalam Misa Perdana Romo Segu di Kuasi Paroki BMR. (Foto : RD David)

Upacara penyerahan Romo Segu kepada Gereja sebelum Misa dimulai menjadi lambang bahwa Romo Segu bukan lagi milik keluarga tetapi milik Gereja. Doa dan harapan umat agar Romo Segu menjadi imam yang baik dan setia diamini seluruh umat.

Sekitar 700 umat hadir dalam misa ini. Tarian adat Flores serta hiburan tarian bersama dalam ramah tamah memeriahkan acara langka ini. Kuasi Paroki Bunda Maria Ratu telah melahirkan dua imam. (Romo Segu dan Romo Patris OFM)

Romo Arie dan Romo Segu dalam misa perdana Romo Segu di Kuasi Paroki BMR. (Foto : RD David)

Misa perdana Romo Segu ini dihadiri pula oleh Romo Andreas Ari, rekan seangkatan. Acara yang dimulai sejak pukul 17.00 sore ini berlangsung meriah dan penuh keakraban. Swadaya umat lingkungan membawa bahan makanan untuk makan bersama menjadi tanda kebersamaan dan persaudaraan seluruh umat.

Proficiat Romo Segu!

(RD David)


One thought on “Romo Segu: Tuhan Sederhanakan Yang Rumit

  1. Lucia says:

    Proficiat Romo Segu .. semoga selalu menjadi Imam yang berkenan dihadapan Allah. Tuhan Yesus selalu memberkati dan melindungi setiap langkah Romo. Amin ?

    \(^_^)/ … \(^_^)/ … \(^_^)/

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

error: Content is protected !!