Bapa Suci Paus Fransiskus memberikan pesan untuk Hari Orang Muda Sedunia ke-36 di tahun ini dengan sangat menarik yang bertema : “Berdirilah, aku menetapkan engkau menjadi saksi tentang sesuatu yang engkau lihat.” (Kis 26:16). Sebagai misi Gereja yakni menebarkan pengalaman iman kepada generasi yang lebih muda, setiap keuskupan juga mengadakan perayaan HOMS ini dengan penuh semarak. Hal ini juga yang dilakukan oleh Keuskupan Sufragan Bogor melalui Komisi Kepemudaan. RD Agustinus Wimbodo Purnomo sebagai Ketua Komisi Kepemudaan menghimbau dan mengajak agar Orang Muda Katolik di Keuskupan Sufragan Bogor ini untuk turut memeriahkan perayaan ini. Oleh karena itu, Romo Nanang bekerjasama dengan setiap moderator dari setiap dekanat yang ada untuk berkomunikasi dan mengadakan perayaan HOMS ini di setiap dekanatnya.
Hari ini, 20 November 2021 perayaan HOMS dekanat tengah diadakan di Paroki Santi Fransiskus Asisi, Sukasari – Bogor. OMK Dekanat Tengah mengambil tema yakni ‘Pengalaman Berdoa Bersama Sebagai Pengalaman Peziarahan’. Acara dimulai dengan registrasi pada pukul 16.00 WIB. Pihak yang terlibat dalam acara ini ialah semua OMK Paroki yang ada di Dekanat Tengah ini yakni Katedral, Sukasari, Parung, Sentul, Semplak, Bojong Gede, Megamendung, Gereja Mahasiswa, dan Seminari Menengah Stella Maris. Total peserta yang ikut acara ini ada kurang lebih 207 Orang Muda Katolik. Setelah itu, perayaan HOMS ini sungguh ingin mempersatukan kaum muda yang mempunyai semangat dan peristiwa iman yang mendalam. Oleh karena itu, peserta diajak untuk ber-ibadat Taize bersama yang dipimpin oleh RD Agustinus Adi Indiantono bersama tim dan dibantu oleh teman-teman OMK SFA Sukasari. Kemudian, acara dilanjutkan dengan Perayaan Ekaristi bersama yang dipersembahkan oleh RD Jeremias Uskono, RD Petrus Sunusmo Galih Widodo, RD Paulus Piter, dan RD Agustinus Wimbodo Purnomo serta dibantu juga oleh Diakon Albertus Aris Bangkit Sihotang.
Setelah disegarkan dengan santapan rohani, peserta disegarkan juga oleh santapan jasmani. Suasana yang ramai dan kegembiraan meliputi wajah dari setiap peserta. Kemudian, acara dilanjutkan dengan Café Rohani ala OMK yang dibungkus dalam bentuk talkshow. Dalam talkshow ini, diperkenalkan tentang apa itu HOMS yang dijelaskan oleh narasumber yakni Agatha Lydia. Peserta yang mengikuti talkshow ini pun dapat tercurahlkan isi hatinya, kerinduan mereka, kebingungan mereka, keinginan besar mereka akan OMK agar bisa saling memperkuat satu sama lain. Untuk semakin melibatkan semua peserta, ada yang dinamakan dengan ekspresi peziarahan rohani. Maksudnya ialah setiap peserta dari paroki masing-masing menunjukkan penampilannya yang menjadi ke-khasan ataupun semangat dari OMK paroki tersebut. Ada yang menampilkan dalam bentuk bernyanyi, dance, jargon, sharing kegiatan, dan lainnya. Harapannya ialah supaya di setiap acara, OMK memiliki moment dan kesan yang mereka bisa bagikan. Ekspresi Peziarahan Rohani yang berbeda ini yang membuat mereka merasa dan menyadari bahwa “aku” bisa terus ambil bagian sebagai Orang Muda Katolik dengan keunikannya.
Beberapa teman OMK yang ikut pun turut menyampaikan kesan yang mereka rasakan. Ada yang menyampaikan bahwa perayaan ini merupakan kesempatan untuk saling menyapa, sharing sehingga tahu ada kegiatan apa saja yang di paroki masing-masing. Hal ini juga merupakan jadi ajang untuk kembali mengunjungi teman-teman OMK dari setiap paroki untuk saling bertemu dan bahkan mengenal satu sama lain. Selain itu, ada juga yang menyampaikan bahwa acaranya seru dan nambah banyak teman juga dari pertemuan ini. Pada dasarnya antusiasme mereka untuk ikut acara ini sungguh luar biasa. Antusias terlihat seperti saat mereka mengikuti quis, lalu sharing dan menjawab pertanyaan. Ada suatu semangat yang mereka sungguh perlihatkan. Rasa peduli mereka untuk perkembangan OMK ini sangat besar sehingga mereka mendukung acara ini dengan tidak hanya sekedar hadir namun memberikan suatu hal yang tentunya bermanfaat bagi semua teman-temannya. Kerinduan untuk berkumpul tentu ada dan inilah moment yang juga baik untuk sama-sama bertemu dan berbagi. Semangat ini yang tentu kedepannya baik bila tidak hilang agar selalu punya kerinduan untuk berdinamika bersama, lagi dan lagi dengan segala ekspresinya.
Acara ini berakhir pada pukul 22.00 WIB dan ditutup dengan Doa bersama. Semangat tentu tidak berkurang dan mereka pulang dengan membawa sukacita dan harapan serta semangat untuk terus berkarya bagi Gereja dan masyarakat.
Veronica Wijaya – OMK SFA Sukasari