Selasa, 12 Juli 2022
Hari Biasa, Pekan Biasa XV
Bacaan Pertama : Yes. 7:1-9;
Mzm Tanggapan : Mzm. 48:2-3a,3b-4,5-6,7-8;
Injil : Mat. 11:20-24.
Mulutmu, harimaumu. Ucapan adalah doa, begitu pula dengan setiap tutur kata yang keluar dari mulut kita. Semua itu memiliki daya yang mampu mengubah realitas kehidupan manusia, baik bagi diri sendiri maupun orang di sekitar kita. Dalam kasus yang paling sederhana, misalnya, mulut kita dapat menyenangkan atau bahkan menyakiti perasaan sesama.
Oleh karena itu, mulut kita dapat menjadi sebuah pedang bermata dua. Melalui setiap kata yang kita tuturkan, kita dianugerahi kekuatan untuk meraih kesuksesan serta kemenangan, sekaligus membahayakan keselamatan diri kita. Selain itu, kata juga dapat melukai orang lain dan juga diri kita sendiri.
Setiap Sabda yang keluar dari mulut Allah pun memiliki kekuatan yang berdaya guna bagi setiap umat yang mengimani-Nya. Dalam hal ini, kita diingatkan pada berbagai mukjizat yang dijadikan Yesus. Semua mukjizat yang dikehendaki Yesus bersumber dari kekuatan Sabda yang keluar dari pada-Nya.
Hari ini kita mendengar kisah Yesus yang mengutuki kota-kota yang tidak bertobat. Kisah ini tentu saja menyingkapkan sisi lain dari kekuatan Sabda. Pada satu sisi, Sabda Allah tentu menjadi berkat bagi umat-Nya. Akan tetapi, di satu sisi lain, Sabda Allah juga dapat menjelma menjadi kutuk bagi manusia.
Setiap peringatan untuk bertutur dengan baik dan sopan tentu saja bukannya tanpa alas an. Hal ini dikarenakan kekuatan yang tersemat dari setiap tutur kata kita. Mulut, begitu juga diri kita, dapat menjadi berkat sekaligus kutukan. Oleh karena itu, melalui bacaan yang kita dengarkan hari ini, kita diajak untuk berhati-hati dalam menyampaikan tutur kata.
Fr. Martin Pangestu
